Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menyatakan, pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020 berhasil mengukir sejarah demokrasi Indonesia. Pasalnya, pesta demokrasi tingkat lokal itu dijalankan di tengah pandemi Covid-19 secara aman dan lancar, dengan tingkat partisipasi pemilih mencapai 76,09 persen.
"Angka partisipasi masyarakat mencapai 76,09 persen cukup baik, jika dibandingkan dengan 96 negara di dunia yang melaksanakan hajatan serupa pada masa pandemi Covid-19," kata Tito di Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Ia menjelaskan, dengan angka partisipasi mencapai 76 persen merupakan salah satu keberhasilan bangsa Indonesia. Pasalnya, Amerika Serikat (AS) yang melaksanakan Pemilihan Presiden pada awal November 2020, tingkat partisipasinya hanya 66,9 persen.
"Kami mendapatkan cukup banyak apresiasi. Minggu lalu kami bertemu dengan Duta Besar Amerika Serikat, mereka mengikuti, menyampaikan selamat kepada Indonesia karena selain tertib pada saat pemungutan suara, partisipasi pemilih yang 76 persen. Itu luar biasa bagi mereka. Mereka saja belum bisa mencapai itu,” ujar Tito.
Mantan Kapolri ini memberi apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan Pilkada 2020. Dia menyebut, kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci suksesnya Pilkada Serentak 2020.
"Apresiasi pada semua pihak khususnya penyelenggara Pilkada, ada KPU, Bawaslu, DKPP. Kemudian kepada pimpinan serta seluruh anggota Komisi II yang tidak hanya sekedar mengawasi tetapi juga ikut mendorong ide-ide agar Pilkada ini dapat berjalan dengan lancar,” tutur Tito.
Dia berencana mengabadikan setiap kesuksesan tahapan Pilkada melalui buku yang akan diterjemahkan dalam Bahasa Inggris. Buku tersebut akandibagikan untuk duta besar negara sahabat. "Sehingga mereka juga mungkin bisa memetik pelajaran dari pelaksanaan Pilkada di Indonesia,” ungkapnya.
Tito menegaskan, tidak menutup kemungkinan model pengaturan jam kedatangan ke TPS dan berbagai inovasi lain yang diterapkan dalam Pilkada Serentak 2020 dapat dijadikan acuan untuk pesta demokrasi berikutnya.
"Mungkin bisa menjadi model, khususnya pada saat pemungutan suara, yang hitungan diatur dengan jam. Ini dapat menjadi model bagi pemilu yang lain, pilkada atau pemilu nasional yang lain ke depan,” tutup Tito.
Sumber: BeritaSatu.com