Jakarta, Beritasatu.com - Belum satu bulan Gabriel Asem melepas jabatannya sebagai Bupati Tambrauw, Papua Barat pada Mei 2022 yang lalu. Ia dua kali memimpin Tambrauw (periode 2012-2017 dan 2017-2022). Masyarakat Tambrauw sangat mengenang Gabriel karena perjuangannya dalam merintis pembangunan Kabupaten Tambrauw dengan mengangkat kelestarian lingkungan hidup.
Pembangunan infrastruktur Kabupaten Tambrauw dimulai dari masa kepemimpinan Gabriel di awal kepemimpinannya tahun 2012. Gabriel memindahkan ibukota Tambrauw dari kota ke dalam hutan belantara yakni di Fat, yang sekarang jadi ibu kota Tambrauw. Belum ada akses jalan sama sekali ke wilayah itu, tetapi Gabriel nekat melakukannya demi masa depan daerah yang dicintainya.
“Di hari pertama jadi bupati, saya perintahkan semua aparat segera pindah ke ibu kota baru di pedalaman di hutan, di Fat. Belum ada jalan darat sama sekali untuk akses masuk ke Tambrauw. Semua hanya bisa ditempuh lewat laut saja dengan menggunakan perahu motor sekitar 3 jam perjalanan jauhnya. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tidak ada bangunan rumah di sana. Masih kosong. Hanya ada sebuah gedung sekolah SD negeri. Gedung itu juga kosong. Itulah Kantor Bupati Tambrauw pertama,” tutur Gabriel dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (3/7/2022).
Gabriel yang juga akrab disapa Geby ini juga sebagai pemimpin di Papua Barat yang berani mengatakan “tidak” untuk investor tambang emas dan kelapa sawit yang dinilainya sangat mengeksploitasi Tambrauw habis-habisan.
Gabrial hanya mengizinkan investor masuk ke Tambrauw jika proyek yang dikerjakan dapat membantu menghijaukan Tambrauw lewat program pelestarian lingkungan hidup.
Gabriel memili visi ingin menjadikan hutan di Tambrauw sebagai “ibu” dari kehidupan semua makluk hidup. Karena itu ia menolak siapun yang berniat merusakkan hutan Tambrauw.
“Saya bangun Kabupaten Tambrauw dari nol," katanya.
Halaman: 1234selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com