Beograd, Beritasatu.com- Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan banyak negara Uni Eropa (UE) sedang perang langsung dengan Rusia. Seperti dilaporkan RT, Sabtu (25/6/2022), Vucic berbicara pada konferensi pers dua hari setelah menghadiri pertemuan antara 27 pemimpin Uni Eropa dan enam kepala pemerintahan dari Balkan Barat.
“Banyak negara Uni Eropa berada dalam perang langsung dengan Rusia dan marah dengan Beograd karena menolak untuk mengikuti sanksi,” kata Aleksandar Vucic pada hari Sabtu.
Vucic mengklaim Balkan tidak penting pada hari itu bagi Uni Eropa, karena blok tersebut “sepenuhnya berperang dengan Rusia” dan prioritasnya adalah memberikan status kandidat Uni Eropa kepada Ukraina dan Moldova.
“Viktor Orban [perdana menteri Hungaria] mengatakan bahwa dalam arti ekonomi, Serbia dan Montenegro jauh lebih siap untuk menjadi bagian dari UE daripada beberapa negara lain. Tapi siapa peduli?" kata Vucic berkomentar.
Vucic menjelaskan, Serbia kini berada dalam posisi sulit karena tekanan untuk bergabung dengan anggota UE dalam menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Presiden menekankan bahwa dia menyadari “betapa marahnya negara-negara Eropa atas masalah ini.
“Banyak negara UE sedang berperang langsung melawan Rusia. Mereka mengirim howitzer, pesawat, S-300 ke Ukraina, dan menurut Anda bagaimana mereka akan memperlakukan kita? Mereka tidak berada di posisi kita sebagaimana kita tidak berada di posisi mereka, dan itulah mengapa posisi kita sangat sulit. Apakah akan lebih mudah? Yah, itu tidak akan terjadi,” ujar Vucic.
Namun, Vucic berjanji bahwa Serbia akan terus mengejar jalur Eropanya karena harus ada pendekatan rasional dan pragmatis dalam politik, yang mempertimbangkan kepentingan.
Vucic mencatat bahwa di Serbia, 300.000 orang bekerja secara langsung dan 500.000 secara tidak langsung untuk perusahaan asing, dua pertiganya berasal dari UE.
“Jika Anda tidak mengerti betapa pentingnya UE bagi kami, saya tidak dapat mengubahnya,” katanya, sambil mengklaim Barat gagal menghargai betapa pentingnya bagi Serbia untuk menahan diri dari sanksi anti-Rusia, dan untuk menjaga hubungan baik dengannya. baik Rusia maupun Tiongkok.
Menyikapi situasi ekonomi di Eropa, Vucic memberikan ramalan suram, mengatakan jika konflik di Donbass tidak berakhir dengan gencatan senjata, dunia akan menghadapi “perang dunia yang lebih buruk daripada yang sebelumnya.”
“Seorang pria kecil dari Balkan mengatakan itu. Saya berharap mereka akan memulai negosiasi damai, jika tidak kita semua akan pergi,” tambahnya.
Pada Kamis, hari ketika Ukraina dan Moldova diberikan status kandidat Uni Eropa, Menteri Dalam Negeri Serbia Aleksandar Vulin mengatakan konflik militer dengan Rusia tampaknya menjadi syarat untuk aksesi jalur cepat ke Uni Eropa.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com