Kyiv, Beritasatu.com- Ukraina melaporkan pihaknya berada di bawah "pemboman besar-besaran" pada Sabtu (25/6/2022) dari negara tetangga Belarusia, sekutu Rusia yang tidak secara resmi terlibat dalam konflik itu. Seperti dilaporkan AFP, serangan terjadi selang sehari setelah Ukraina mengumumkan mundur dari kota strategis Sievierodonetsk.
“Dua puluh roket menargetkan desa Desna di wilayah Chernigiv utara,” kata komando militer utara Ukraina seraya menambahkan bahwa infrastruktur terkena, tetapi belum ada korban yang dilaporkan.
Belarusia telah memberikan dukungan logistik ke Moskwa sejak invasi 24 Februari, terutama dalam beberapa minggu pertama. Seperti Rusia, Belarusia telah menjadi sasaran sanksi Barat wwalaupun secara resmi tidak terlibat dalam konflik tersebut.
"Serangan hari ini secara langsung terkait dengan upaya Kremlin untuk menyeret Belarusia sebagai pihak yang berperang bersama ke dalam perang di Ukraina," kata dinas intelijen Ukraina.
Serangan itu terjadi menjelang pertemuan yang direncanakan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Belarusia dan sekutu dekatnya Alexander Lukashenko di Saint Petersburg pada hari Sabtu.
Kementerian luar negeri Rusia pada hari Jumat mengutuk keputusan Brussel untuk memberikan status kandidat resmi Uni Eropa kepada Ukraina sebagai langkah untuk "menahan Rusia" secara geopolitik.
"Keputusan itu menegaskan bahwa monopoli geopolitik ruang CIS (Persemakmuran Negara-Negara Merdeka) terus aktif untuk menahan Rusia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Sementara itu, sekutu Barat Ukraina berkumpul pada Minggu (26/6) di pertemuan puncak para pemimpin G7 di Jerman. Di sana, Presiden Volodymyr Zelensky berbicara.
Dalam pembicaraan tatap muka, sekutu Barat akan mempertimbangkan efektivitas sanksi yang dijatuhkan sejauh ini terhadap Moskwa, mempertimbangkan kemungkinan bantuan baru untuk Ukraina, dan mulai mengalihkan perhatian mereka ke rencana rekonstruksi jangka panjang.
Uni Eropa (UE) memberikan pernyataan dukungan yang kuat pada hari Kamis ketika memberikan status kandidat pada Ukraina, meskipun jalan menuju keanggotaan masih panjang. Moskwa menolak keputusan UE sebagai langkah untuk "menahan Rusia" secara geopolitik.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com