Kabul, Beritasatu.com- Pemimpin Taliban meminta bantuan internasional setelah gempa melanda Afghanistan timur, pada Rabu (22/6/2022). Seperti dilaporkan Arab News, bencana paling mematikan dalam beberapa dasawarsa ini menewaskan sedikitnya 1.000 orang.
Kepada wartawan, Mohammad Amin Huzaifa, kepala Departemen Informasi dan Kebudayaan di Paktika, mengatakan bahwa lebih dari 1.000 orang tewas dan lebih dari 1.500 lainnya terluka di distrik Gayan dan Barmal di Paktika saja. Dia mengatakan bahwa angka tersebut diperkirakan akan meningkat.
Dalam pertemuan darurat, pemerintah Afghanistan menyetujui dana 100 juta Afghanis (US$ 1,1 juta atau Rp 16,2 miliar) untuk upaya bantuan. Namun negara itu sudah menghadapi krisis keuangan dan kemanusiaan, pemimpin tertinggi Taliban, Mullah Hibatullah Akhundzada, meminta bantuan masyarakat internasional.
“Kami juga meminta masyarakat internasional, organisasi bantuan dan lembaga kemanusiaan untuk mendukung rakyat Afghanistan selama bencana besar ini, dan membantu para korban sebanyak mungkin,” katanya.
Tawaran bantuan segera datang dari Pakistan. Getaran juga tercatat di negara itu, tetapi pihak berwenang tidak melaporkan kerusakan atau korban jiwa. Kantor luar negeri Pakistan menyatakan bahwa mereka sedang bekerja untuk memberikan bantuan.
Gempa berkekuatan 6,1 magnitudo melanda pedesaan, daerah pegunungan di provinsi Paktika dan Khost dekat perbatasan Pakistan pada Selasa malam, meratakan rumah-rumah ketika orang-orang tidur di dalam.
Gempa tersebut adalah yang paling mematikan di Afghanistan sejak 1998, ketika gempa berkekuatan 6,5 magnitudo menewaskan lebih dari 4.000 orang di provinsi Takhar di utara negara itu.
Sakhi Rahman, seorang penduduk Paktika, mengatakan kepada Arab News bahwa fasilitas medis di provinsi itu kewalahan oleh jumlah korban.
“Kami mungkin memiliki maksimal 300 hingga 400 tempat tidur rumah sakit di seluruh provinsi. Kami membutuhkan ambulans dan helikopter untuk memindahkan yang terluka ke Kabul dan provinsi lain di mana mereka dapat menerima perawatan yang tepat dan tepat waktu,” katanya.
Warga lainnya, Ahmad Gul, mengatakan puluhan orang tewas di setiap desa di kawasan pegunungan itu.
“Bencananya sangat besar. Kami memiliki fasilitas minimum yang tersedia di provinsi ini. Kita harus meninggalkan segala sesuatu yang lain dan memperhatikan untuk menyelamatkan lebih banyak orang, ”katanya.
Tim penyelamat bergegas ke daerah itu, tetapi tanggapannya diperumit oleh fakta bahwa banyak lembaga bantuan internasional meninggalkan Afghanistan setelah pengambilalihan Taliban pada Agustus lalu, ketika pasukan pimpinan AS mundur setelah perang selama dua dekade.
Menanggapi pengambilalihan Taliban, banyak negara memberlakukan sanksi terhadap Afghanistan, melumpuhkan sektor perbankannya dan memutus bantuan pembangunan senilai miliaran dolar.
Abdul Fatah Jawad, kepala kelompok bantuan Afghanistan Ehsas Welfare and Social Services Organization, mengatakan kepada Arab News bahwa bantuan internasional sangat dibutuhkan.
“Badan-badan PBB, organisasi internasional dan yayasan amal harus memberikan prioritas untuk memberikan bantuan darurat kepada provinsi-provinsi yang dilanda gempa tadi malam. Pemerintah sendiri tidak akan mampu mengatasi bencana besar ini,” katanya.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com