Kyiv, Beritasatu.com- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kyiv, saat kunjungan mendadak ke ibu kota yang dilanda perang. Seperti dilaporkan Al Jazeera, Sabtu (9/4/2022), kunjungan Johnson menyusul janji Inggris untuk menyediakan lebih dari persenjataan canggih senilai US$130 juta (Rp 1,86 triliun) ke Ukraina pada Jumat.
Kedutaan Ukraina di Inggris men-tweet gambar pertemuan kedua pemimpin dengan satu kata keterangan: "Kejutan". Andriy Sybiha, wakil kepala kantor kepresidenan Ukraina, juga mengumumkan pertemuan itu di satu posting Facebook. Dia mengatakan Johnson dan Zelensky mengadakan “pertemuan satu lawan satu” di Kyiv.
Downing Street menggambarkan kunjungan Johnson sebagai "pertunjukan solidaritas dengan rakyat Ukraina", dan mengatakan pembicaraan dengan presiden Ukraina akan fokus pada dukungan jangka panjang untuk negara dan bantuan keuangan dan militer baru.
Johnson mengumumkan pada Jumat bahwa Inggris akan mengirim tambahan rudal anti-pesawat Starstreak, 800 rudal anti-tank, dan “peralatan militer tingkat tinggi” lainnya senilai US$130 juta untuk mendukung perang tentara Ukraina melawan Rusia.
Perdana menteri mengaitkan serangan keji di stasiun kereta Kramatorsk di wilayah Donetsk timur, di mana sedikitnya 52 orang tewas pada hari Jumat oleh pemboman Rusia, dengan janji dukungan militer terbarunya kepada pemerintah Kyiv.
“Serangan Rusia di stasiun kereta api menunjukkan kedalaman di mana tentara [Vladimir] yang pernah dibanggakan Putin telah tenggelam,” kecam Johnson kepada wartawan bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang menyebut serangan Rusia itu “mengerikan”.
Johnson bertemu dengan pemimpin Jerman di Downing Street saat Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengunjungi Ukraina.
Presiden Zelensky menyerukan tanggapan global yang tegas terhadap serangan rudal di stasiun Kramatorsk, yang dipenuhi wanita, anak-anak, dan orang tua. Pejabat setempat memperkirakan bahwa sekitar 4.000 orang berkumpul di sana pada saat pengeboman.
Kementerian pertahanan Rusia membantah bertanggung jawab atas serangan itu. Kementerian menyatakan rudal yang menghantam stasiun itu hanya digunakan oleh militer Ukraina dan bahwa angkatan bersenjata Rusia tidak memiliki target yang ditetapkan di Kramatorsk pada hari Jumat. Semua pernyataan pihak berwenang Ukraina tentang serangan itu adalah "provokasi".
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com