Jakarta, Beritasatu.com - Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani mendorong pemerintah mempercepat proses vaksinasi Covid-19 khususnya para lanjut usia (lansia) dan orang dengan penyakit penyerta (komorbid). Hal ini karena mereka paling rentan meninggal bila terinfeksi Covid-19.
Hal ini dikarenakan kasus kematian Covid-19 sempat menembus lebih dari angka 200 selama 2 hari beruntun.
"Memang kalau terkait kematian tak mudah mendiagnosis apakah seseorang itu meninggal karena semata-mata terpapar Covid saja kah. Bahwa ada penyakit penyerta (komorbid) yang kemudian diperparah dengan kemunculan infeksi Covid-19 inilah yang membuat seseorang tersebut meninggal," jelasnya ketika dihubungi Beritasatu.com, Senin (21/2/2022).
Menurutnya, hal inilah yang kemudian sulit teridentifikasi secara jelas. Bisa saja kemungkinan kasus kematian dengan Covid itu lebih banyak dari yang dilaporkan ke masyarakat.
"Kemudian, kita lihatlah bagaimana kondisi orang-orang yang terinfeksi terutama yang di rumah sakit dengan gejala sedang dan berat, karena saat ini tren kematian paling banyak terjadi di rumah sakit," paparnya.
Hal ini berbeda dengan varian Delta. Saat itu, kasus kematian juga terjadi pada pasien yang melakukan isolasi mandiri (isoman) karena kasusnya cukup banyak. Hal ini mengingat tingkat keparahan dari varian Delta meningkat 40% dari varian sebelumnya. Sementara varian Omicron tingkat keparahannya lebih rendah.
"Jadi memang harus dilihat benar-benar secara detail tingkat kematian yang tinggi itu apakah murni dari orang-orang yang terkena Covid saja, atau apakah karena penyakit yang lain. Kalau dianalisis dari yang meninggal itu ternyata banyak yang belum divaksin," katanya.
Selain itu, hal lain yang juga harus dilihat bagaimana dengan komorbid, usia juga termasuk lansia. Dengan demikian tidak serta merta dilihat dari apakah sudah mendapatkan vaksin atau tidak.
"Dari sinilah bisa disampaikan informasi kepada masyarakat luas bahwa kalau kita tidak divaksin, maka risiko terinfeksinya cukup tinggi dan tingkat keparahannya juga cukup tinggi yang lalu pada akhirnya berisiko pada kematian," urainya.
Untuk itu, Laura Navika Yamani mengatakan, tingkat kematian yang tinggi tersebut, seharusnya memang harus disampaikan karena kenyataannya seperti demikian. Dikatakan, orang yang belum divaksin lengkap dan booster bisa memparah suatu penyakit saat terinfeksi Covid-19.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com