Jakarta, Beritasatu.com - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid mendukung langkah Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Antiteror Mabes Polri membangun Kampung Tanggung Ideologi. Keberadaan kampung tangguh ini dalam rangka mencegah penyebaran paham radikal di lingkungan terkecil, seperti tingkat RT dan RW.
Dengan adanya Kampung Tangguh Ideologi di seluruh di Indonesia, menurut Habib Syakur, nantinya semua unsur masyarakat turut berkontribusi dalam mengawasi lingkungannya. “Saya rasa di bentuknya Kampung Tangguh Ideologi ini sudah jelas tujuannya yaitu pengawasan bersama,” kata Habib Syakur dalam keterangannya, Kamis (20/1/2022).
Habib Syakur mengatakan keberadaan Kampung Tanggung Idelogi ini juga akan mewajibkan pemerintah daerah (pemda) untuk bertanggung jawab memastikan daerahnya aman dari penyebaran paham radikal, intoleran, hingga teroris. Dia menyatakan pemda harus mengedukasi masyarakat akan bahaya paham radikal.
“Babinsa, Bhabinkamtibmas, penyuluh agama, perangkat desa atau tokoh masyarakat juga perlu memberi pemahaman ke masyarakat akan pengaruh media sosial yang kerap dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk mempengaruhi rakyat Indonesia,” imbuh Habib Syakur.
Menurut Habib Syakur, pengaruh kelompok radikal harus disikapi secara tegas dengan cara memblokir konten media sosial. Pelakunya pun sepatutnya diperiksa jika berada di lingkungan masyarakat.
“Intinya, pemerintah menindak tegas para pelaku yang melakukan sosialisasi radikalisme lewat medsos, maupun lewat pengajian dan lain-lain. Tindak tegas, tangkap mereka supaya ada efek jera, agar tak terulang lagi,” tegasnya.
Di sisi lain, tokoh yang menaruh perhatian serius terhadap isu-isu radikalisme ini mengaku khawatir, maraknya penyebaran paham radikal akan mengancam pembangunan Indonesia.
“Saya khawatir radikalisme berkeliaran tanpa ditindak mengancam pembangunan hingga tahun 2024. Sebetulnya apa yang digaungkan oleh pengusung khilafah ini bisa kita cegah dengan cara menindak tegas, polisi harus menindak tegas. Masalah ini tidak bisa berhenti di teori, harus ada praktik tindak tegas. Tangkap, penjara, tangkap, penjara,” katanya.
Sebelumnya, Kasubdit Kontra Ideologi Ditcegah Densus 88 Kombes Pol Ponco Ardani mengatakan Kampung Tangguh Ideologi juga bertujuan meningkatkan peran empat pilar masyarakat dalam mencegah radikalisme, yaitu babinsa, bhabinkamtibmas, penyuluh agama, serta perangkat desa atau tokoh masyarakat.
“Itu tujuannya menciptakan lingkungan terkecil RW, kampung, desa untuk menanggulangi penyebaran radikalisme, terorisme,” kata Ponco dalam kegiatan Workshop Kebangsaan yang diikuti 109 penyuluh agama dan bhabinkamtibmas di Jakarta Timur, Kamis (13/1/2022).
Dia berharap, Kampung Tangguh Ideologi ini bisa menyebar luas ke seluruh wilayah NKRI, sehingga Indonesia menjadi negara yang tangguh ideologi.
“Artinya kalau satu RT itu sudah tangguh ideologi, maka akan menular ke seluruh Indonesia. Akan menjadi negara yang tangguh ideologi,” ucap Ponco.
Menurutnya, Kampung Tangguh Ideologi ini akan menyinergikan seluruh pimpinan di desa untuk mengedukasi masyarakat, mencegah masuknya paham radikal, melindungi masyarakat yang rentan terpapar, mendata dan mengawasi pendatang yang masuk ke lingkungan masyarakatnya, serta menjaga toleransi dan moderasi beragama di lingkungannya.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com