Jakarta, Beritasatu.com - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri terus melakukan proses identifikasi penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh, di perairan Kepulauan Seribu. Hingga hari ke-14, total kantong jenazah yang diterima berjumlah 325. Sementara sampel DNA yang dikantongi sebanyak 714.
Komandan DVI Pusdokkes Polri, Kombes Pol Hery Wijatmoko mengatakan, Tim DVI Polri terus melakukan proses identifikasi setelah pihak Basarnas mengumumkan pemberhentian operasi SAR atau pencarian korban di lokasi jatuhnya pesawat, Kamis (21/1/2021) kemarin.
"Kami dari Tim DVI Polri tetap melakukan proses identifikasi. Kami telah menerima dari fase satu Tanjung Priok sebanyak 325 kantong body part, jadi tadi malam bertambah satu, dan ada 274 kantong properti," ujar Hery di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (22/1/2021).
Dikatakan Hery, total sampel DNA yang telah diterima laboratorium sebanyak 714, meningkat sekitar tiga kali lipat dari data sebelumnya. Terdiri dari sampel DNA antemortem 174 dan postmortem 540.
"Dari antemortem kalau kemarin itu ada 145, sekarang ada 174 sampel. Ini bertambah karena ada beberapa keluarga yang kami minta DNA sampelnya, karena kami tidak bisa membedakan misalnya antara sampel wanita, kakak-adik yang sama atau laki-laki yang sama. Maka kami membutuhkan sampel tambahan," ungkapnya.
Sementara, untuk sampel DNA postmortem berjumlah 540. "Mohon dipahami bahwa sejumlah sampel tersebut membutuhkan waktu untuk melakukan profiling, menganalisa, mencocokkan data. Jadi data yang banyak itu nanti akan diprofil, nanti akan dicocokkan dalam fase rekonsiliasi," katanya.
Menurut Hery, setelah dihentikannya operasi Tim SAR, maka tim fase 1 di Tanjung Priok ditarik ke RS Bhayangkara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Artinya dengan ditutup operasi SAR, jadi fase 1 kami yang ada di Tanjung Priok kami tarik untuk mempertebal operasi DVI di fase 2, 3 dan 4," tandasnya.
Sumber: BeritaSatu.com