Jakarta, Beritasatu.com - Dirjen Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Diksi Kemdikbud) Wikan Sakarinto mengatakan, mulai tahun ini, tes masuk pendidikan vokasi, khusus untuk jenjang sarjana terapan atau diploma IV (D- IV) di Politeknik maupun di perguruan tinggi yang dimiliki Diksi dikelola oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Wikan menyebutkan, ada 351 program studi (prodi) sarjana terapan yang akan diikutsertakan dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN). “Dari 351 prodi Diksi, terbagi menjadi dua yaitu, 298 prodi sarjana terapan berada di politeknik negeri dan 53 prodi di perguruan tinggi unista,” kata Wikan pada acara Sosialisasi SNMPTN dan SNMPN Penerimaan Mahasiswa Baru 2021 yang berlangsung secara daring, Jumat (15/1/2020).
Wikan menuturkan, unista kepanjangan dari universitas, institut sekolah tinggi, dan akademi. Untuk saat ini, berdasarkan data per Jumat (15/1), ada 40 politeknik, dan 12 unista vokasi yang telah bergabung dalam seleksi LTMPT.
“Ini merupakan sebuah kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya ditengah upaya perguruan tinggi vokasi yang bersinergi bersama dunia industri dan dunia kerja agar kedepannya dapat mencetak sumber daya manusia yang unggul dan berdaya serap tinggi di industri,” ujarnya.
Selanjutnya,Wikan menambahkan, bagi peserta yang ingin memilih sarjana atau sarjana terapan harus berdasarkan bakat dan minat. Khusus untuk yang memilih sarjana terapan, Wikan menuturkan, setelah lulus kuliah, selain ijazah yang didapat juga memiliki sertifikat kompetensi yang diakui oleh industri serta kemampuan berbahasa Inggris.
Pasalnya, kurikulum untuk vokasi wajib magang di industri duel sistem, yakni belajar sambil bekerja. Selain itu, ada magang tambahan yang merupakan bagian dari program Kampus Merdeka selama satu semester di industri ataupun melakukan pengabdian masyarakat.
Wikan mengatakan, untuk masuk pendidikan vokasi, khususnya untuk jenjang sarjana terapan, bisa dari lulusan SMK, SMA, MA atau sederajat. Lulusan sarjana terapan bisa melanjutkan pendidikan S-2 Terapan baik dalam negeri maupun di luar negeri.
Adapun keuntungan lainnya yang bisa didapatkan saat melanjutkan ke pendidikan vokasi adalah ketersediaan lapangan kerja yang lebih luas. Dalam hal ini, seorang sarjana terapan memiliki kesempatan diterima bekerja lebih tinggi karena keahlian yang dimiliki benar-benar spesifik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau instansi tertentu.
“Di sinilah kami melihat bahwa untuk mewujudkan pembangunan SDM vokasi, dibutuhkan institusi pendidikan vokasi yang berkualitas. Diksi berusaha mewujudkan pendidikan vokasi yang lebih mumpuni. Ke depan pasti kita akan melihat antrean masuk SMK, politeknik, maupun unista vokasi. Di sana mereka akan mendapatkan pengalaman dan praktik kerja yang kuat untuk kepentingan modal karier masa depan mereka nantinya,” paparnya.
Pendapat senada juga disampaikan oleh Ketua Forum Direktur Politeknik Negeri Se-Indonesia (FDPNI), Zainal Arief. Menurut dia, bergabungnya politeknik pada LTMPT menunjukkan pemerintah membuka seluas-luasnya akses untuk masyarakat melanjutkan pendidikan ke jalur vokasi politeknik.
Zainal menuturkan, pendaftaran dan seleksi tahun ini dilakukan dalam jaringan (daring), maka peserta diminta cermat dan teliti dalam mencari informasi seputar jalur penerimaan mahasiswa baru jalur vokasi.
“Agar tidak salah memilih jalur penerimaan, sedapatnya pendaftar mengakses informasi yang tertera pada laman LTMPT dan Pusat Informasi Politeknik Negeri Se-Indonesia melalui laman http://politeknik.or.id/,” katanya.
Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT, Budi Prasetyo Widyobroto menyampaikan SNMPTN dibuka bagi calon pendaftar yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan sarjana terapan atau D-IV.
“Kami siap mendukung program Diksi untuk memperluas jangkauan pendidikan tinggi vokasi di Indonesia. Tak ada pembedaan, baik akademik maupun vokasi semua bisa mendaftarkan diri di LTMPT dan memilih program studi yang sesuai dan linear,” terangnya.
Budi mengingatkan agar sekolah segera mengecek status pendataannya di Dapodik dan Pusdatin. Karena jika mengikuti seleksi dari LTMPT, maka data yang akan digunakan adalah kedua data tersebut untuk menentukan kuota sekolah dan sebagainya.
Sumber: BeritaSatu.com