Sergai, Beritasatu.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) telah menyalurkan bantuan 15 ton beras, 2 ton minyak goreng, 12 ton gula pasir, 16.000 bungkus mi instan untuk masyarakat korban banjir di sembilan kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).
Menurut Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, sembilan kecamatan yang kembali membuat masyarakat mengungsi akibat terdampak banjir itu di Kecamatan Sipispis, Dolok Merawan, Tebing Tinggi, Sei Bamban, Sei Rempah, Dolok Masihul, Tebing Syahbandar, Tanjung Beringin, dan Kecamatan Bandar Khalipah.
"Kita minta kepada pemerintah kabupaten, masyarakat, aparat TNI maupun Polri supaya tetap mewaspadai bencana susulan. Antisipasi tetap ditingkatkan atai dipertahankan agar musibah yang tidak diinginkan itu, jika terjadi tidak sampai merenggut korban jiwa," ujar Edy Rahmayadi, Jumat (4/12/2020).
Mantan Pangkostrad ini mengatakan, banjir yang terjadi di berbagai daerah, seperti sebelumnya terjadi di Kota Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Asahan, termasuk di Kabupaten Simalungun dan Serdang Bedagai, karena tingginya curah hujan di daerah itu. Hujan lebat mengakibatkan air sungai meluap dan menggenangi rumah-rumah warga serta lahan pertanian yang ada.
Sebelumnya, sebanyak lima desa di Kecamatan Tinggi Raja dan Buntu Pane di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut), terendam banjir dengan ketinggian air mencapai satu meter, Rabu (2/12/2020).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Asahan, Asrul Wahid mengatakan, banjir terjadi akibat tingginya curah hujan yang mengakibatkan Sungai Sikau meluap.
"Lima desa yang terendam yakni, Desa Tusan Tengah, Piasa Ulu, dan Tingi Raja, Kecamatan Tinggi Raja dan Desa Prapat Janji dan Desa Buntu Pane, Kecamatan Buntu Pane," ujar Asrul Wahid.
Asrul mengatakan, ada sebanyak 500 kepala keluarga yang terdampak bencana banjir tersebut. Namun, bencana itu tidak sampai merenggut korban jiwa. Sebab, warga sudah melakukan antisipasi.
"Sampai saat ini, petugas BPBD bersama dengan TNI dan Polri masih berada di lokasi banjir dalam melakukan evakuasi terhadap masyarakat korban banjir," katanya.
Selain menangani banjir, pemerintah juga menyalurkan bantuan makanan, minuman maupun lainnya untuk masyarakat yang mengungsi.
"Dapur umum juga sudah dibangun untuk membantu warga selama berada di pengungsian. Kita juga meminta warga untuk mengantisipasi banjir susulan," sebutnya.
Di tempat terpisah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun menganggarkan dana bantuan sebesar Rp 400 juta untuk perbaikan 42 rumah warga yang terdampak tanah longsor di Desa Bayi Muslimin, Kecamatan Tapian Dolok, Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (28/11/2020) kemarin.
Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih mengatakan, proses rehabilitasi rumah - rumah warga yang tertimbun longsor itu diharapkan cepat dituntaskan. Proses perbaikan itu diharapkan selesai dikerjakan dalam kurun waktu selama 15 hari pengerjaan.
"Rehabilitasi ini harus diselesaikan dengan cepat agar masyarakat tidak stres selama berada di pengungsian. Mereka akan merasa lebih tenang nyaman jika sudah berada di rumah masing - masing," ujar JR Saragih.
Didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Simalungun, Mixnon Andreas Simamora, JR Saragih meminta dinas sosial maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pihak kecamatan dan kelurahan, supaya memperhatikan kebutuhan pangan masyarakat selama mengungsi.
"Jangan sampai ada pengungsi yang kelaparan. Perhatikan juga kondisi kesehatan masyarakat selama berada di pengungsian. Selalu berkoordinasi dengan TNI dan Polri dalam menangani bencana," sebutnya.
Sekda Pemkab Simalungun, Mixnon Andreas Simamora menyebutkan, material longsor di lokasi pemukiman penduduk yang tertimbun longsor sudah dibersihkan. Proses pembersihan itu dengan menggunakan alat berat.
"Kita juga sudah bergerak cepat dengan menyalurkan bantuan makanan, minuman dan obat - obatan. Selain itu, juga dibangun dapur umum untuk masyarakat pengungsi. Kita minta agar masyarakat untuk tetap mewaspadai bencana susulan," sebutnya.
Sumber: BeritaSatu.com