Jakarta, Beritasatu.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan Andreau Pribadi Misata yang merupakan stafsus Edhy Prabowo selaku Menteri Kelautan dan Perikanan serta seorang swasta bernama Amiril Mukminin, Kamis (26/11/2020). Keduanya ditahan usai diperiksa intensif sebagai tersangka kasus dugaan suap izin ekspor benur atau benih lobster.
Deputi bidang Penindakan KPK, Karyoto menyatakan, Andreau dan Amiril ditahan di Rutan Gedung KPK untuk 20 hari pertama. Dengan demikian, keduanya bakal mendekam di sel tahanan masing-masing setidaknya hingga 15 Desember 2020.
"Untuk kepentingan penyidikan, KPK melakukan penahanan tersangka AM (Amiril Mukminin) dan APM (Andreau Pribadi Misata) selama 20 hari terhitung sejak tanggal 26 November 2020 sampai dengan 15 Desember 2020 di rutan KPK cabang Gedung Merah Putih," kata Karyoto, Kamis (26/11/2020).
Sebelum mendekam di sel tahanan masing-masing, Andreau dan Amiril bakal menjalani isolasi mandiri di Gedung ACLC KPK selama 14 hari. Hal ini sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19.
"Sebagai protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19, maka tahanan akan terlebih dulu dilakukan isolasi mandiri selama 14 hari di Rutan Cabang KPK pada Gedung ACLC KPK di Kavling C1," katanya.
Diketahui, Andreau dan Amiril baru menyerahkan diri ke KPK pada Kamis (26/11/2020) siang. Keduanya tidak ikut terjaring dalam operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK di sejumlah lokasi pada Rabu (25/11/2020) dini hari yang turut menjerat Edhy Prabowo selaku Menteri Kelautan dan Perikanan.
Diketahui, KPK telah menetapkan Edhy Prabowo selaku Menteri Kelautan dan Perikanan bersama dua stafsusnya Safri dan Andreau Pribadi Misata; pengurus PT Aero Citra Kargo (PT ACK) bernama Siswadi; staf istri Menteri Kelautan dan Perikanan bernama Ainul Faqih; dan Amiril Mukminin ditetapkan sebagai tersangka penerima suap terkait izin ekspor benur. Sementara tersangka pemberi suap adalah Chairman PT Dua Putra Perkasa Pratama (PT DPPP), Suharjito.
Edhy Prabowo dan lima orang lainnya diduga menerima suap dari Suharjito dan sejumlah eksportir terkait jasa pengangkutan yang menggunakan PT Aero Citra Kargo yang diduga dikendalikan oleh Edhy Prabowo.
Sumber: BeritaSatu.com