Jakarta, Beritasatu.com - Garam dari Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara memiliki ciri khas tersendiri.
Jika garam umumnya berasal dari air laut, garam di Krayan ini diproduksi di pegunungan.
"Alih-alih menggunakan air laut, masyarakat menggunakan air asin dari sumber mata air yang tidak pernah kering. Air asin tersebut oleh masyarakat Krayan dimasak berjam-jam dengan menggunakan kayu bakar sehingga membentuk kristal-kristal putih lalu kemudian dijemur," demikian disampaikan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) dalam keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com, Rabu malam (25/11/2020).
Menurut Tim Potensi Kawasan Perbatasan Darat BNPP, berdasarkan data dari FGD Mitra PKPD tahun 2020, garam gunung merupakan salah satu potensi komoditas yang dimiliki oleh Kecamatan Krayan. Proses produksi garam yang biasa disebut Tucu ini memiliki aturan tradisional, di mana per kartu keluarga memproduksi garam selama dua minggu sehingga angka produksi Tucu stabil.
Biasanya, garam gunung ini dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam makanan. Bagi masyarakat sekitar sumur garam, air dari sumur ini digunakan untuk memasak sayur atau sajian berkuah. Masyarakat setempat percaya bahwa sayur yang dibumbui menggunakan garam gunung mempunyai rasa dan ketahanan yang berbeda.
Tak hanya itu, garam gunung ini juga dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit seperti kencing manis, darah tinggi, penyakit kulit dan beberapa penyakit lainnya. Garam gunung Krayan ini mempunyai dua jenis, yaitu berbentuk bubuk seperi garam dapur pada umumnya dan berbentuk batangan.
Selain dipasarkan di dalam negeri, garam gunung ini diekspor ke negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Di dalam negeri, garam gunung Krayan dijual dengan harga Rp 50.000 per kilogram.
"Garam gunung Krayan juga dijual di situs online dengan harga bervariasi. Garam gunung Krayan bubuk dijual dengan harga Rp 50.000 per 500 gram. Sementara, garam gunung Krayan batangan dijual dengan harga lebih tinggi mulai dari harga Rp 100.000 per 500 gram," lanjut BNPP dalam keterangan tertulisnya.
Sementara itu, garam yang diekspor ke Malaysia dan Brunei dibanderol dengan harga Rp 60.000 hingga Rp 70.000.
Dalam sehari, masyarakat Krayan bisa memproduksi 36 tungku atau 360 kilogram garam gunung.
"Dari tahun 2016, hingga 2018, masyarakat Krayan stabil dalam memproduksi garam gunung yaitu 7.280 kilogram dengan nilai ekonomi sebesar Rp 360 juta," demikian pernyataan BNPP.
Sumber: BeritaSatu.com