Jakarta, Beritasatu.com - Pandemi Covid-19 diyakini mempercepat penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence) di sejumlah aspek kehidupan. Hal ini juga mendorong implementasi revolusi industri 4.0 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup manusia.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro mengatakan, penggunaan teknologi kecerdasan buatan yang memanfaatkan peluang besar dalam revolusi industri 4.0 akan memberikan manfaat bagi masyarakat di negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Bahkan Bambang mendukung terbentuknya peta dunia inovasi untuk negara-negara di kawasan ASEAN.
"Di satu sisi kami ingin memastikan bahwa kecerdasan buatan akan memberikan begitu banyak manfaat dalam meningkatkan produktivitas pekerja pabrik, ilmuwan dan insinyur, penyedia perawatan kesehatan untuk menerapkan inovasi," katanya dalam lokakarya ASEAN Penerapan Kecerdasan Artifisial secara virtual di Jakarta, Selasa (24/11/2020).
Lokakarya ini juga akan merupakan bagian dari komitmen Indonesia pada pertemuan ASEAN Committee on Science, Technology and Innovation (COSTI) yang diselenggarakan di Bali tahun lalu.
Ia menyebut, hasil lokakarya ini akan menghasilkan referensi lanjutan pengembangan konsep terkait kecerdasan buatan di ASEAN.
Salah satu misi dari pemanfaatan kecerdasan buatan adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan standar hidup masyarakat.
Namun, harus disadari bahwa revolusi industri 4.0 mungkin lebih banyak memberikan tantangan bagi masyarakat untuk beradaptasi seiring perubahan yang begitu cepat.
ASEAN Committee on Science, Technology and Innovation (COSTI) sebagai lembaga yang berwenang untuk mengelola ilmu pengetahuan dan teknologi dan inovasi di ASEAN berkomitmen untuk fokus mempersiapkan masyarakat ASEAN dalam menghadapi fenomena teknologi disruptif di era tersebut.
"Program ini secara efektif bertujuan untuk mengumpulkan peran kontribusi kita guna mengatasi berbagai masalah yang disebabkan perubahan cepat revolusi industri 4.0 untuk membangun kembali ekonomi dan mendorong penggunaan kecerdasan artifisial baik di bidang pertanian, energi hijau dan keamanan siber," paparnya.
Ia menyakini bahwa ASEAN COSTI dapat memimpin transformasi kawasan menjadi pusat keahlian dan pelatihan kelas dunia. Bahkan para negara anggota ASEAN COSTI telah bersepakat dan menetapkan komitmen untuk menyusun langkah-langkah guna menyiapkan negara-negara di ASEAN dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 dan menuju masyarakat industri kelima.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, yang hadir secara virtual pada kesempatan itu juga mendorong optimalisasi pemanfaatan dan penguasaan kecerdasan buatan untuk kemajuan Indonesia.
"Kami yakin bahwa akselerasi pelaksanaan kecerdasan buatan dapat berkontribusi positif terhadap realisasi kemajuan dan kedaulatan Indonesia," katanya.
Ia menuturkan, teknologi kecerdasan buatan diyakini akan mempercepat proses pemulihan selama pandemi Covid-19.
Ia pun mengingatkan adanya tantangan dalam penerapan kecerdasan buatan seperti masalah privasi dan etik serta persepsi negatif terhadap pemanfaatannya.
Johnny berharap, kecerdasan buatan perlu dikembangkan dengan bijaksana dan hati-hati.