Surabaya, Beritasatu.com - Pandemi Covid-19 membuat pola hidup berubah. Banyak hal yang harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan kewaspadaan, terutama menyangkut kesehatan saat bekerja di lapangan.
Inilah yang kini juga dirasakan para pekerja lapangan perusahaan migas, Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), yang bertugas di Gas Metering Station (GMS) Pasuruan, Jawa Timur.
Hal pertama yang paling dirasakan oleh pekerja lapangan adalah perubahan perjalanan dan prosedur yang harus dilalui hingga ke lokasi kerja.
Mereka tak lagi menggunakan pesawat dari Jakarta ke Surabaya, karena sesuai arahan Departemen Health, Safety, Security and Enviroment (HSSE Dept), pekerja diarahkan untuk menggunakan transportasi darat berupa bus yang khusus disewa oleh perusahaan untuk mengurangi resiko penularan yang bisa saja terjadi bila menggunakan transportasi umum.
Sebelum melakukan perjalanan, pekerja diharuskan menjalani karantina mandiri selama sembilan hari dan secara rutin melaporkan kondisi klinis setiap hari, serta dipantau dengan ketat oleh tim dari HSSE Dept.
Mereka juga harus mengikuti tes polymerase chain reaction (PCR) di lokasi-lokasi yang ditunjuk oleh HSSE Dept, seperti rumah sakit, laboratorium atau klinik.
Perjalanan darat dari Jakarta ke Surabaya tentu menguras tenaga, karena memakan waktu 10 hingga 12 jam, dibanding perjalanan satu setengah jam dengan pesawat.
Selama perjalanan, mereka wajib menaati protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, hanya mengisi 50 persen kapasitas kendaraan, dan menjaga kebersihan.
Mereka diizinkan bermalam di hotel yang ada di Surabaya, sebelum melanjutkan perjalanan ke lokasi kerja keesokan harinya. Hotel yang dipilih tentunya telah ditinjau dengan ketat oleh tim dari HSSE Dept dengan memerhatikan penerapan protokol kesehatan.
Manager Regional Office HCML, Hamim Tohari, mengatakan, HCML menerapkan protokol kesehatan dan pemahaman yang sama kepada semua pekerja dan pekerja kontraktor yang menyelesaikan proyek-proyek di GMS Pasuruan, namun tentu tidak ada jaminan lokasi kerja sudah benar-benar steril.
"Itulah mengapa HCML menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat sebagai langkah antisipasi. HCML mengutamakan keselamatan dan kesehatan pekerja dalam kegiatan operasinya,” kata Hamim, Sabtu (14/11/2020).
Menurut Hamim, para pekerja lapangan selalu berkoordinasi dengan tim HSSE Dept untuk mendapatkan pantauan medis. Mereka juga mengusulkan kepada manajemen perusahaan melalui HSSE Dept untuk menyediakan akomodasi bagi pekerja lokal. "Tujuannya, untuk mempermudah pengawasan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih terkontrol selama masa pandemi ini," jelasnya.
Beruntung, kata Hamim, akomodasi yang diusulkan ini sudah beroperasi sejak Oktober 2020 lalu. Tentu perubahan tersebut membawa hasil yang baik, dan memberikan rasa aman selama bekerja baik bagi perusahaan, pekerja, dan keluarga di rumah.
"Semua ikhtiar ini adalah wujud komitmen dari HCML untuk ikut berkontribusi dalam mengamankan pasokan gas nasional dalam masa sulit ini,” ujar Hamim.
Hamim menambahkan, HCML menyadari perubahan ini memang tidak mudah, namun perlu dilakukan. "HCML berharap agar pandemi ini segera berakhir sehingga keadaan perekonomian kembali pulih dan membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.
Sumber: BeritaSatu.com