Jakarta, Beritasatu.com - Kepala Subdirektorat Pendidikan Pesantren Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemag), Basnang Said mengatakan, berdasarkan data per Senin (19/10/2020) terdapat 215 santri yang terpapar Covid-19. Para santri ini berasal dari 37 pondok pesantren(ponpes) yang tersebar di 11 provinsi menjadi klaster baru Covid-19.
Basnang menyebutkan semua santri yang terpapar sudah ditangani secara profesional oleh pemerintah daerah. Selain itu, para santri terpapar Covid-19 ini pada umumnya berstatus tanpa gejala. Mereka dalam keadaan sehat, namun ketika di swab test ternyata positif Covid-19. Oleh karena itu, untuk mencegah penularan terhadap santri lainnya dalam ponpes, para santri terpapar Covid-19 langsung dipindahkan untuk menjalani isolasi selama 14 hari.
“Para santri sebetulnya dalam keadaan sehat, mereka pada umumnya terpapar Covid-19 dengan status tanpa gejala. Ini membuat proses penyembuhan mereka berjalan baik, sehingga ketika diberi vitamin dan makanan bergizi. Setelah 14 hari isolasi mandiri, dites hasilnya negatif,” kata Basnang kepada Beritasatu.com, Senin(19/10).
Ia juga menyebutkan, penyebaran Covid-19 di ponpes meskipun jumlah santri ada penambahan, tetapi secara umum sudah melandai. Pasalnya, jumlah provinsi yang terpapar masih sama dalam beberapa pekan ini yakni 11 provinsi di antaranya Aceh, Kepulauan Riau (Kepri), Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat.
Basnang memastikan, penanganan Covid-19 di ponpes dilakukan dengan baik. Kemag di kabupaten/kota menjalin kerja sama dengan dinas pendidikan, dan dinas kesehatan setempat, sehingga ketika ponpes menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Para santri terpapar Covid-19 langsung mendapat penanganan dari dinas kesehatan setempat seperti Puskesmas.
“Kami pastikan anak-anak (santri,red) sehat, walaupun secara kuantitatif agak bertambah jumlah santri. Tetapi, provinsi-provinsi yang lainnya cenderung tidak ada tambahan kasus dan sampai hari ini cenderung melandai,” ujarnya.
Untuk mencegah agar tidak bertambahnya jumlah santri terpapar, Basnang menyebutkan, Kemag memberi instruksi ponpes menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar. Selain itu, selama masa pandemi, orang tua santri tidak diperkenankan untuk menjenguk santri.
“Ini kami lakukan karena mempertimbangkan keselamatan orang tua dan santri. Jika orang tua menjenguk santri dan di perjalanan bersentuhan dengan pasien Covid-19, tentu akan membawa virus ke ponpes. Jadi anak-anak tepat di pondok saja,” paparnya.
Kendati demikian, untuk mempermudah santri dan orang tua berkomunikasi, Basnang mengatakan, ponpes siap memfasilitasi santri untuk melakukan video call ataupun telpon langsung antara orang tua dan santri.
Sumber: BeritaSatu.com