Papua Barat, Beritasatu.com - Sebagai daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar, Kabupaten Teluk Bintuni yang berada di Provinsi Papua Barat kini tengah berbenah. Terlebih potensi hutan mangrove yang dimiliki luas wilayah 18.114 Km² itu mendorong Pemkab Teluk Bintuni mentasbihkan diri sebagai produsen olahan seafood dari timur Indonesia.
Bupati Kabupaten Teluk Bintuni, Ir. Petrus Kasihiw, MT menatakan ada tiga biota mangrove yang menjadi tumpuan masyarakat sekitar yakni udang jerbung (Penaeidae), kepiting bakau (Geryonidae) dan ikan kakap (Scianidae).
"Kita terus mendorong masyarakat dan juga pelaku UMKM di Teluk Bintuni untuk mengembangkan produk-produk perikanan ini menjadi processed food atau produk makanan olahan. Sehingga nantinya Kabupaten ini dikenal sebagai daerah produsen olahan Seafood di Indonesia," ungkap Petrus dalam keterangannya, Rabu (30/9/2020).
Diceritakan Petrus, beberapa produk perikanan yang dihasilkan dari alam dan hutan Magrove di Teluk Bintuni selama ini hanya dihargai murah oleh para pelaku ekspor produk perikanan yang datang dari dalam dan luar negeri. Hal itu membuat masyarakatnya kesulitan berkembang dan memiliki penghasilan yang sepadan dengan kekayaan alamnya.
"Di sini Kepiting yang ditemui hanya dihargai Rp 10.000. Menilik dari penjualan mentah ini, tentunya tidak akan memberikan nilai tambah yang begitu signifikan bagi masyarakat dan nelayan, dan itu berlaku juga pada produk perikanan lainnya dari ini. Oleh sebab itu, kami disini terus berupaya mendorong masyarakat untuk menghasilkan produk olahan dari beberapa produk perikanan disini agar bisa menjadi produk olahan andalan buat meningkatkan ekonomi masyarakat disini," lanjutnya.
Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni juga menyatakan akan memberikan bantuan kepada masyarakat untuk bisa memasarkan produk olahan yang dihasilkannya.
"Untuk pemasaran dari produk ini, pasar nasional dan internasional akan kita sasar. Bahkan ada beberapa investor dari Jepang dan Tiongkok yang sudah mulai melirik potensi ini. Hal ini akan saya maksimalkan komoditasnya. Mereka itu kan penggila kudapan sea food. Jadi pasar nantinya ada. Nah bagaimana saya dan Pak Matret (wakil bupati) akan mengakomodir potensi pasar ini dengan UMKM yang ada di Bintuni dan kita juga berupaya untuk mengenalkan Bintuni ini Sebagai produsen produk perikanan dengan produk Bintuni fish cracker, Bintuni crab cracker maupun Bintuni shrimp cracker-nya," tandasnya.
Selain memiliki kekayaan hutan magrove dan produk perikanan, Kabupaten teluk bintuni selama ini juga tengah memajukan industri teknik, migas dan petrokimia, tentunya memberikan alternatif lebih kepada masyarakat Teluk Bintuni untuk berpartisipasi demi kemajuan daerahnya.
Sumber: BeritaSatu.com