Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo mendukung langkah-langkah yang telah disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman dari Covid-19 di zona hijau pada Juli 2020.
“Saat ini terdapat 92 kabupaten/kota dari 34 provinsi yang masuk kategori zona hijau Covid-19 per 7 Juni lalu. Bisa saja jumlah 92 menjadi lebih kecil lagi. Untuk iu, perlu apresiasi jumlah 92 semoga tidak berubah,” terangnya dalam konferensi virtual bertajuk, Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Ajaran & Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19, Senin (15/6).
Dalam menentukan penilaian aman atau tidaknya suatu daerah dari ancaman penyebaran Covid-19, Doni mengatakan bahwa terdapat 15 kriteria yang dijadikan tolok ukurnya. Dari kriteria tersebut, nantinya akan muncul pula angka yang menjadi penilaian umum bagi tiap daerah.
Jika angkanya tinggi, hal ini mengartikan bahwa wilayah tersebut tidak atau belum memenuhinya semua peralatan yang diharapkan baik oleh WHO maupun dari Kementerian Kesehatan.
"Bisa saja warna ini mengalami perubahan setiap saat tergantung dari perkembangan dan dinamika yang terjadi, sehingga yang tadinya risikonya rendah atau warna kuning bisa tidak ada dampak. Tidak ada kasus positif, tidak ada angka kematian, kemudian kesiapan pelayanan kesehatan semakin meningkat sehingga bisa kembali ke zona hijau," ucap Doni.
Untuk itulah, semua komponen baik pusat maupun daerah perlu adanya kehati-hatian serta memperhitungkan secara matang dan seksama. Sehingga, bisa mengantisipasi segala risiko yang akan timbul.
Terkait kekhawatiran masyarakat bahwa saat sekolah dibuka ternyata ada perubahan zona, Doni memberikan penjelasan bahwa kunci dari persoalan tersebut adalah protokol kesehatan.
"Selama seluruh masyarakat bisa disiplin untuk taat protokol kesehatan, maka zona hijau akan bertahan, tapi manakala upaya disiplin kendor, bisa jadi zona hijau jadi kuning. Potensi untuk kembali ke zona kuning dari hijau, bukan hal mudah. Kerja keras, kerja sama sangat penting," lanjutnya.
Oleh karena itu Doni menegaskan pihaknya akan terus memperbaharui dan memberikan informasi terkait data penanganan Covid terkini di tiap daerah. Sehingga baik orang tua murid dan pihak sekolah dapat memutuskan aturan yang sesuai untuk mencegah adanya kasus penularan terhadap peserta didik.
"Kita tidak ingin ada anak-anak kita yang mengalami risiko terpapar karena kurang kehati-hatian dari kita semuanya. Oleh karenanya sekali lagi komitmen kita adalah membuka pendidikan, memulai kegiatan tatap muka di tempat yang paling aman yaitu daerah yang tidak ada dampaknya," tuturnya.
Sumber: BeritaSatu.com