Tasikmalaya, Beritasatu.com - Lola Amaria mengajak santri untuk menonton film Pesantren yang disutradarai dan diproduseri Shalahuddin Siregar. Lola akhirnya mampu mewujudkan niatnya menggelar roadshow pemutaran perdana film Pesantren di 10 pondok pesantren (ponpes) di Pulau Jawa selama Ramadan.
Film bertema religi yang mengisahkan tentang kehidupan anak pesantren itu rencananya akan diputar serentak di bioskop pada 16 Mei 2022. Lola yang berkesempatan hadir dalam pemutaran perdana di Ponpes Al Furqon, Tasikmalaya, mengaku senang melihat antusiasme para santri dan santriwati. Terlebih, para santri yang menonton merasa terwakili kehidupannya saat menyaksikan film tersebut.
“Yang pasti senang sekali melihat ekspresi para santri yang menyaksikan pemutaran film Pesantren yang kita gelar ini. Kepada saya mereka menyatakan bahwa film ini banyak mewakili mereka yang kini tinggal di pesantren. Lantaran film ini memang banyak mengulas kisah kehidupan mereka di dalam lingkungan pesantren. Sambutan mereka amat positif itu yang membuat saya senang dan bangga bisa bekerjasama dalam film Pesantren ini,” kata Lola, Senin (18/4/2022).
Lola Amaria menuturkan kehidupan pesantren memang banyak menghadirkan kisah-kisah dramatik yang mungkin banyak tak diketahui oleh masyarakat. Lola berharap berharap stigma negatif tentang kehidupan pesantren bisa terkikis melalui film tersebut.
“Sebenarnya, saya dan juga rumah produksi Lola Amaria Production (LAP) awalnya tak mengetahui mas Udin (Shalahuddin Siregar) ini buat film tentang bagaimana kehidupan pesantren. Namun, saat kita berbicara, dan mas Udin memperlihatkan kepada saya tentang bagaimana film ini digarap, saya lalu tertarik. Terlebih, ceritanya dibuat riil bagaimana anak-anak yang tinggal di lingkungan pesantren hidup dan menjalani kehidupan mereka,” ujar Lola.
“Dari situ saya tergerak untuk sama-sama berjuang untuk bisa film ini ditonton banyak orang, karena saya juga ingin menyampaikan pesan bahwa pesantren itu sama dengan pola pendidikan sekolah biasa. Jangan lagi mencap pesantren sebagai lembaga pendidikan yang bermasalah dan berstigma negatif dan saya rasa ini yang harus diketahui masyarakat luas dalam film ini,” imbuh Lola Amaria.
Shalahuddin Siregar mengaku melakukan riset panjang untuk bisa memproduksi film Pesantren. Tidak ada tokoh sentral dan artis ternama yang dilibatkan dalam penggarapan filmnya. Lantaran, ia berharap film itu benar-benar diperankan oleh para santri di pesantren.
“Saya memilih mengambil diskusi-diskusi yang ada di dalam pesantren. Banyak hal yang didiskusikan di dalam pesantren tergambar di film ini. Dari riset yang saya lakukan, banyak momen yang bisa saya ambil, terutama para santri putra. Untuk santri putri kita harus ada yang menemani,” tuturnya.
Pimpinan Ponpes Al Furqon, Uum Syarif Usman mengapresiasi hadirnya film Pesantren yang benar-benar menggambarkan kehidupan pesantren seutuhnya. Dari film ini, katanya, orang di luar dapat mengetahui cara pesantren mendidik manusia-manusia yang berbudi pekerti luhur sesuai dengan nilai agama.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com