Jakarta, Beritasatu.com – Kebiasaan merokok ternyata berdampak terhadap penularan Covid-19. Asap rokok yang dihirup dapat melemahkan daya tahan tubuh sehingga Covid-19 dapat dengan mudah menyerang tubuh seseorang. Selama belum ada obat dan vaksin Covid-19, benteng pertahanan tubuh adalah imunitas.
Demikian diungkapkan aktivis pengendali tembakau, Fuad Baradja, saat berdiskusi santai webinar bertajuk “Membangun PSBB di Tingkat Lokal melalui Kampung Tanpa Rokok,” Jumat (18/9/2020) petang.
Webinar yang digagas Forum Warga Kota Indonesia (Fakta) mengundang M Nur Kasim selaku Ketua RT Kampung Tanpa Rokok Cililitan, Jakarta Timur dan belasan warga Jakarta yang peduli terhadap bahaya rokok.
“Asap rokok menyebabkan daya tahan tubuh melemah sehingga memudahkan Covid-19 menyerang tubuh seseorang,” ujar Fuad Baradja yang sudah 22 tahun mengkampanyekan antirokok.
Dasar pemikirannya, kata dia, asap rokok yang mengandung nikotin, tar, karbon monoksida, masuk ke dalam tubuh akan mengurangi jumlah oksigen di dalam darah sehingga tubuh kekurangan oksigen. Dampaknya, tenaga yang semestinya dihasilkan tubuh juga semakin berkurang.
“Itu makanya, orang yang merokok tampak terlihat tenaganya berkurang karena oksigen yang menghasilkan sumber tenaga telah berkurang dari proses peleburan karbon monoksida yang masuk ke dalam darah,” imbuhnya.
Dia pun mengimbau kepada para anggota keluarga, agar tidak merokok di dalam rumah. Apalagi, asap rokok tersebut, dihisap oleh anggota keluarga lain (perokok pasif).
“Apabila hal ini berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu yang lama, menjadi perokok pasif sama bahayanya dengan perokok aktif,” bebernya.
Untuk itu, kata dia, diperlukan regulasi di tingkat pemerintah agar mengatur hak-hak warga untuk mendapatkan lingkungan yang bebas dari asap rokok. “Diperlukan pemimpin yang dapat menyediakan tempat-tempat bebas dari asap rokok, sebagai pemenuhan akan hak untuk lingkungan udara yang bersih,” katanya.
Sementara itu, Nur Kasim selaku Ketua RT Kampung Tanpa Rokok Cililitan, menceritakan bagaimana susahnya mewujudkan kampung yang bebas dari asap rokok. “Diperlukan kesadaran warga. Hal ini tidak gampang,” ungkapnya.
Dia kerap melakukan sosialisasi terus selama masa pandemi Covid-19. “Akhirnya, banyak juga warga yang sadar bahaya merokok dan banyak yang berhenti merokok,” imbuhnya.
Sumber: BeritaSatu.com