Jakarta, Beritasatu.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan analisisis peta zonasi risiko Covid-19 di Indonesia saat ini tidak bisa menggunakan estimasi angka reproduksi efektif atau dikenal dengan Rt. Oleh karena itu, sebuah daerah jika Rt menunjukkan angka di bawah 1, bukan berarti daerah itu sudah aman dari Covid-19.
Wiku menjelaskan, di dalam peta zonasi yang menggunakan estimasi angka Rt tidak bisa dipakai saat ini di Indonesia. Ini dikarenakan ketidaksempurnaan data yang diperoleh sampai dengan saat ini.
Rt baru bisa digunakan apabila hasil pemeriksaan laboratorium dapat dilaporkan idealnya 1 kali 24 jam. Jika dilaporkan lebih dari 1 kali 24 jam, dan masih adanya keterlambatan pelaporan, maka penggunaan Rt tidak dapat diandalkan.
Faktor lainnya, karena pencatatan data dan timbulnya gejala yang tidak terlaporkan serta metode perhitungan yang berbeda mengakibatkan Rt belum bisa diandalkkan dan digunakan.
“Rt yang menunjukkan di bawah angka 1, dan apabila bisa digunakan, dan juga zona berwarna hijau bukan berarti sudah aman,” kata Wiku pada konferensi pers tentang perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Selasa (4/8/2020).
Wiku menjelaskan, Rt hanyalah satu dari 15 indikator yang digunakan untuk menentukan zonasi risiko daerah. Empat belas indikator lagi menggambarkan tentang kasus, testing, dan lain-lain yang lebih akurat dan menggunakan data riil. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan seluruh masyarakat harus tetap waspadsa, dan tetap patuh pada protokol kesehatan.
Wiku juga melaporkan perkembangan kasus positif Covid-19 per tiga harian. Terdapat lima provinsi yang dalam tiga hari berturut-turut memiliki kasus positif tertinggi. Di peringkat pertama ada Jawa Timur dengan jumlah kasus sebanyak 22.324 kasus. Disusul DKI Jakarta dengan jumlah kasus 21.767 , dan di peringkat ketiga ada Jawa Tengah dengan 9.659 kasus.
Sebelumnya Jawa Tengah berada di peringkat keempat, tetapi dalam tiga hari ini naik di peringkat ketiga. Menurut Wiku, seluruh masyarakat dan pemerintah daerah setempat harus memberikan perhatian serius. Kemudian di posisi keempat ada Sulawesi Selatan dengan 9.552, dan terakhir Jawa Barat 6.584 kasus.
Adapula lima provinsi dengan jumlah kasus terendah selama tiga hari ini, dan diharapkan bisa dijaga agar tidak sampai naik. Di peringkat satu ada Nusa Tenggara Timur dengan jumlah kasus 145, disusul Jambi 168 kasus, Kepulauan Bangka belitung 193 kasus, Sulawesi Tengah 207 kasus, dan Bangkulu 218 kasus.
Sedangkan angka kesembuhan rata-rata nasional saat ini mencapai 61,79 persen. Sebanyak 20 provinsi melaporkan angka kesembuhan di atas nasional, di antaranya Kalimantan Barat 91,73 persen disusul Sulawesi Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, dan Nusa Tengagra Timur.
Sedangkan 14 provinsi dengan angka kesembuhn di bawah angka nasional, yaitu Maluku Utara terendah di angka 21,26 persen disusul Aceh, Sumatera Utara, Papua, dan Sulawesi Utara.
“Daerah dengan angka kesembuhan di atas nasional ini harus dipertahankan. Untuk daerah yang berada di bawah rata rata nasional mohon agar kesembuhannya ditingkatkan dengan cara layanan kesehatan ditingkatkan, dan pengawasan terhadap pasien dengan baik. Dengan upaya besama maka angka rata rata kesembuhan provinsi bisa ditingkatkan,” kata Wiku.
Untuk kasus kematian per tiga harian, dilaporkan Jawa Timur menduduki posisi pertama terbanyak secara kumulatif yaitu 1.719 kasus. Jawa Timur tidak hanya menduduki posisi pertama kasus positif terbanyak, tetapi juga angka kematiannya.
Di peringkat kedua ada DKI Jakarta dengan 840 kasus kematian, lalu Jawa Tengah 637 kasus, Sulawesi Selatan 321 kasus, dan Kalimantan Selatan 295 kasus.
Tingginya angka kematian ini menurut Wiku, menunjukkan bahwa apabila daerah menangani kasus dengan lebih cepat dan lebih baik terutama untuk pasien penderita penyakit penyerta atau kormobid dan usia lanjut, maka jumlah yang meninggal bisa ditekan makin rendah.
“Ini jadi perhatian untuk kita semua, mulai dari pemda, rumah sakit, tenaga kesehatan, dan masyarakat, agar tidak terlambat menangani kasus Covid-19,” kata Wiku.
Sumber: BeritaSatu.com