Jakarta, Beritasatu.com - Pandemi virus corona atau Covid-19 mengubah berbagai kebiasaan maupun perilaku masyarakat. Tak terkecuali, pola perilaku konsumen untuk berwisata atau liburan.
Ketua Umum Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI), Bambang Soetanto mengatakan, sekitar 900 hingga 1.000 taman rekreasi dan atraksi wisata yang menjadi anggota asosiasi, telah siap dan sudah menerapkan protokol kesehatan dalam lingkungan usahanya hingga saat ini.
"Pariwisata domestik memang kelihatan mulai bangkit, namun perlu dikawal dan dicermati bersama penerapan protokol kesehatan dan keberlangsungan usahanya,” ujar Bambang dalam webinar Kampanye Indonesia Care & Panduan Protokol Kesehatan untuk Daya Tarik Wisata, yang diselenggarakan Kemparekraf dan Voxpp Shout, Jumat (4/9/2020).
Menurut Bambang, dukungan dan bantuan serta stimulus dari para pemangku kepentingan, khususnya Kemparekraf, sangat dibutuhkan di tengah situasi pandemi Covid-19.
"Pandemi ini merupakan masa yang cukup sulit dan menantang. Namun, asosiasi komitmen mendukung sekaligus melakukan sosialisasi protokol kesehatan di tempat masing-masing sesuai kebijakan pemerintah," jelasnya.
Bambang mengungkapkan, pandemi Covid-19 juga membuat sejumlah taman rekreasi di Indonesia yang berada dalam situasi sulit. Pasalnya, masih banyak taman rekreasi yang mengalami kerugian meskipun telah kembali dibuka kembali dalam masa adaptasi kebiasaan baru.
"Minimnya pengunjung membuat pendapatan yang diperoleh, tidak mencukupi operational cost. Oleh karena itu, kami mengharapkan pemerintah, dalam hal ini Kemparekraf bisa memberikan stimulus," tandasnya.
Komisaris Taman Safari Indonesia (TSI), Tony Sumampau menjelaskan, dengan mengadopsi dan menerapkan protokol kesehatan sesuai nilai-nilai dan arahan dalam Indonesia Care, taman rekreasi bisa lebih percaya diri untuk menghadirkan atraksi wisata yang sehat, bersih dan aman sekaligus berwawasan lingkungan hidup.
"Melalui penerapan protokol kesehatan, diharapkan pada waktu yang bersamaan akan muncul kepercayaan atau trust masyarakat untuk berkunjung terhadap destinasi yang dikelola," jelasnya.
Menurut Tony, TSI selama ini dikenal sebagai destinasi wisata alam dan edukasi, saat ini mulai menikmati peningkatan jumlah kunjungan masyarakat sejak mulai dibuka kembali.
"Namun, demi keselamatan bersama, penerapan protokol selalu jadi unsur utama yang diperhatikan. Seperti misalnya untuk selalu memastikan atraksi wisata yang dihadirkan hanya dapat diikuti dalam kapasitas pengunjung secara terbatas untuk memastikan physical distancing," tandasnya.
Sumber: BeritaSatu.com