Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, gejolak harga cabai yang terjadi belakangan ini dipengaruhi oleh kondisi anomali cuaca dan serangan hama penyakit yang massif, sehingga membuat hasil panen petani tidak optimal. Di samping itu, dinamika harga memang kerap terjadi menjelang hari raya keagamaan.
"Memang ada dinamika harga menjelang hari raya Iduladha. Dan ini adalah momentum yang terjadi setiap tahun, Idulfitri, Iduladha, Natal dan tahun baru," kata Mentan Syahrul dalam keterangan resminya, Minggu (3/7/2022).
Mentan menambahkan, dengan dibukanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), kebutuhan industri hotel, restoran dan kafe (Horeka) juga turut meningkatkan permintaan cabai. Meski demikian, Mentan mengatakan berdasarkan data ketersediaan cabai, neraca cabai besar dan cabai keriting pada Juni 2022 dalam kondisi surplus.
"Produksi cabai besar nasional pada bulan Juni sebesar 78.040 ton dan cabai rawit 1.723 ton. Sementara kebutuhan untuk cabai besar diperkirakan 76.317 ton, sehingga neraca cabai besar surplus 1.723 ton. Hal yang sama juga terjadi pada cabai keriting, ada surplus 1.403 ton karena kebutuhan nasional bulan Juni diperkirakan 72.159 ton," ungkap Mentan.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com