Jakarta, Beritasatu.com - Sejumlah anggota Panja BUMN mencecar dua narasumber terkait uang investasi PT Telkomsel yang digunakan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk untuk buyback atau pembelian kembali saham milik investor lama. Panja mengundang Assistant Professor Entrepreneurship and Technology Management Interest Group, Dina Dellyana dan Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang.
Dalam sesi tanya jawab, anggota panja beralasan kinerja GoTo masih merugi sehingga tidak mungkin mampu buyback.
“Dari pemaparan pakar sebelumnya, kami mendapatkan penjelasan bahwa duit Telkomsel digunakan untuk buyback. Tanpa investasi Telkomsel, maka tidak akan ada merger dan buyback. Bagaimana tanggapan Anda?” ujar Anggota Komisi VI dari Fraksi Gerindra, Khilmi saat rapat di ruangan Komisi VI, gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/6/2022).
Menurut Dina Dellyana, cara pandang seperti itu adalah keliru. GoTo, kata dia, akan tetap mampu melakukan buyback menggunakan uang sendiri, tanpa menggunakan dana investasi dari Telkomsel.
“Cara mengujinya sangat gampang. Bapak/Ibu bisa melihat data laporan keuangan GoTo maupun prospektus saat mereka IPO. Di situ terlihat jelas kemampuan keuangan mereka,” katanya menjawab pertanyaan panja.
Telkomsel berinvestasi Rp 2,1 triliun pada November 2020. Posisi kas GoTo pada akhir 2020 adalah senilai Rp 15,3 triliun.
“Dengan masuknya investasi pertama Telkomsel sebesar Rp 2,1 T di November 2020 tersebut, investasi Telkomsel tersebut cuma menyumbang 13,7 persen terhadap total kas GoTo. Kasarnya, arus kas GoTo sangat kuat, bahkan tanpa ada investasi dari Telkomsel,” katanya.
Berdasarkan catatan media terkait proses investasi Telkomsel ke GoTo, ada beberapa fakta penting yang patut digarisbawahi. Informasi ini bersumber dari penjelasan direksi GoTo sebelumnya dan mengutip data data dari laporan keuangan serta prospektus.
Salah satunya adalah bagaimana kondisi keuangan GoTo saat melakukan buyback. Sesuai data publik, Telkomsel exercise opsi beli saham di Mei 2021 sebesar US$ 300 juta sehingga total investasi Telkomsel di GoTo menjadi Rp 6,4 triliun. Kemudian, buyback saham GOTO terjadi di akhir tahun 2021. Jaraknya ini cukup lama dari masuknya investasi Telkomsel di Mei 2021.
Selain itu, soal pre-IPO fundraising GoTo. Berdasarkan data publik, sebelum melakukan buyback, GoTo telah melakukan pre-IPO fundraising pada Juli-November 2021dan berhasil mengumpulkan dana lebih dari US$ 1,3 miliar.
Sementara, mengacu ke laporan keuangan GoTo, posisi kas dan setara kas GoTo adalah Rp 17,9 triliun pada September 2021 atau 2,7x dari investasi Telkomsel. Pada Desember 2021, kas GoTo mencapai Rp 31,1 triliun atau 4,85x dari total investasi Telkomsel. Dalam melakukan buyback, total dana yang digunakan hanya Rp 1,7 triliun.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com