Jakarta, Beritasatu.com - Industri fintech p2p lending mencatatkan outstanding pinjaman mencapai Rp 40,2 triliun per Mei 2022, atau meningkat 85% secara year on year (yoy). Fintech lending terus berupaya memperluas akses pinjaman ke ke wilayah Indonesia Timur.
Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tris Yulianta menyampaikan bahwa kini fintech lending dalam kurun lima tahun terakhir telah tumbuh signifikan seiring sambutan baik dari masyarakat. Hingga Mei 2022, total akumulasi penyaluran pinjaman telah mencapai Rp 380 triliun, diberikan kepada lebih dari 83 juta rekening penerima pinjaman atau borrower.
"Jumlah outstanding pinjaman saat ini posisi Mei 2022 sebesar Rp 40,2 triliun, ini terus meningkat 85% year on year. Di sini tampak dengan jelas bahwa kehadiran fintech p2p lending sangat diharapkan dan ditunggu oleh masyarakat sepenuhnya," kata Tris di acara Fintech Lending Days, akhir pekan lalu.
Khusus untuk penyaluran kepada UMKM (usaha mikro kecil dan menengah), fintech lending telah menyalurkan pinjaman sebanyak Rp 42,3 triliun sepanjang tahun 2022 sampai saat ini. Tris bilang, telah terjadi pergerakan penyaluran ke sektor produktif dari sebelumnya yang lebih banyak dalam bentuk pinjaman konsumtif atau cash loan.
Dia menerangkan, UMKM di Indonesia mampu menyerap 120 juta tenaga kerja atau 97% total tenaga kerja di Indonesia. UMKM bisa memperluas lapangan pekerjaan jika mereka terus didukung untuk bertumbuh. Apalagi jika mamandang kontribusi UMKM yang menyumbang 60,51% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan pangsa ekspor sebesar 15,65% dari total ekspor non migas.
"Besarnya peran UMKM memerlukan perhatian bersama dari seluruh stakeholders, hal ini dikarenakan tumbuh kembangnya perekonomian Indonesia sangat bergantung pada tumbuh kembangnya UMKM kita. UMKM juga telah menjadi bukti tulang punggung ekonomi Indonesia dalam menghadapi berbagai masa krisis ekonomi," ungkapnya.
Menurut kajian bersama OJK dengan Boston Consulting Group tahun 2020, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak negatif kepada UMKM. Namun demikian, UMKM turut menjadi penyelamat perekonomian dari krisis ekonomi atas dampak Covid-19 tersebut.
Terlepas dari kontribusi UMKM, kata Tris, akselerasi adopsi digital dari UMKM mesti terus digenjot. Data Kemenkominfo menyatakan, adopsi digital memang meningkat dari sebelum pandemi sebanyak 7 juta UMKM menjadi saat ini sebanyak 17 juta UMKM. Akselerasi seharusnya bisa diteruskan seiring dengan membaiknya situasi pandemi.
"Sebagai alternatif sumber pendanaan bagi UMKM, OJK berkomitmen memberi dukungan penuh dalam pengembangan inovasi di industri jasa keuangan, khususnya terkait industri fintech lending dan ekosistemnya. Apalagi fintech lending hadir untuk mengembangkan UMKM," beber Tris.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: Investor Daily