Jakarta, Beritasatu.com - Pada minggu ketiga Juni 2022, harga timah ICDX masih melaju kuat di kisaran US$ 35.000 per metrik ton, di tengah sejumlah sentimen pasar yang menyebabkan melemahnya ekonomi global seperti menguatnya dolar AS, konflik geopolitik, dan pembatasan kembali di Tiongkok.
Direktur ICDX Nursalam menjelaskan, Tiongkok yang merupakan konsumen timah terbesar dunia, saat ini tengah melakukan pembatasan kegiatan, memberikan dampak pada permintaan ekspor timah dan memengaruhi harga timah. Namun, hal tersebut tidak memengaruhi timah Indonesia yang diperdagangkan melalui Bursa Komoditi ICDX. Harga timah ICDX masih berada di atas US$ 30.000, ketika timah dari bursa luar berada di sekitar US$ 27.000.
“Hal ini menunjukkan bahwa bursa komoditi memiliki peran penting dalam tata niaga perdagangan komoditas unggulan Indonesia,” kata Nursalam dalam keterangan pers, Sabtu (25/6/2022).
Nursalam menambahkan, naik turun harga dalam pasar adalah hal yang wajar. Namun yang perlu diperhatikan adalah harga komoditi unggulan Indonesia tersebut tetap menjadi referensi perdagangan komoditi tersebut di pasar global. Perdagangan timah melalui Bursa Komoditi ICDX membantu pembentukan harga yang optimal dan lebih transparan.
“Sehingga timah Indonesia dapat menjadi referensi harga timah dunia,” kata Nursalam.
Menurut Nursalam, ICDX melihat timah Indonesia akan kembali naik dikarenakan beberapa faktor seperti rencana pelarangan ekspor timah oleh Pemerintah Indonesia. Selain itu, potensi penurunan kasus Covid-19 di Tiongkok yang dapat melonggarkan pembatasan kegiatan, diharapkan juga dapat memicu kenaikan harga timah di pasar global.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: Investor Daily