Chicago, Beritasatu.com - Harga minyak turun pada perdagangan Jumat atau Sabtu dinihari WIB (27/2/2021) karena jatuhnya harga obligasi menyebabkan kenaikan dolar AS. Selain itu, ekspektasi tumbuh bahwa harga minyak kembali di atas level sebelum pandemi.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 3,2% menjadi US$ 61,50 per barel. Untuk minggu ini kontrak naik 3,81%, sedangkan pada Februari menguat 17,82%. Sementara minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April turun 1,12% menjadi US$ 66,13 per barel.
“Penjualan obligasi cukup agresif dan dolar AS menguat, itu memberikan sedikit angin untuk minyak mentah," kata Kepala Penelitian Komoditas National Australia Bank, Lachlan Shaw.
Penguatan dolar membuat minyak yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi yang membeli minyak mentah dalam mata uang lain.
Terlepas dari penurunan harga pada Jumat, Brent dan WTI berada di jalur kenaikan 20% bulan ini, karena pasar dipengaruhi gangguan pasokan di Amerika Serikat. Sementara optimisme permintaan minyak meningkat dengan peluncuran vaksin.
Investor memantau pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) minggu depan yang diharapkan menghasilkan lebih banyak pasokan kembali ke pasar, mengingat lonjakan harga baru-baru ini dan ekspektasi bahwa permintaan akan meningkat.
Harga minyak mentah AS juga menghadapi hambatan dari hilangnya permintaan kilang setelah beberapa fasilitas Pantai Teluk ditutup selama badai musim dingin pekan lalu.
Ada 4 juta barel per hari kapasitas masih ditutup dan mungkin diperlukan hingga 5 Maret untuk semua kapasitas melanjutkan produksi meskipun ada risiko penundaan.
Sumber: CNBC