New York, Beritasatu.com - Harga minyak naik tipis pada akhir perdagangan Kamis (14/1/2020) didorong pelemahan dolar dan sinyal bullish data perdagangan Tiongkok. Namun harga minyak dibayangi kekhawatiran baru permintaan global karena melonjaknya kasus Covid-19 di Eropa dan penguncian di Tiongkok.
Minyak mentah berjangka Brent pengiriman Maret menguat 36 sen atau 0,6% menjadi US$ 56,42 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 66 sen atau 1,3% ke US$ 53,57 per barel.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, merosot setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell memberikan nada dovish. Menurutnya, bank sentral AS tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Pelemahan dolar membuat minyak dalam denominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang asing.
Meningkatnya harapan akan peningkatan permintaan minyak adalah paket bantuan Covid-19 AS yang besar. "Dengan penguatan nilai energi karena dolar melemah hari ini, pasar minyak mampu naik di akhir sesi sejalan ekuitas yang lebih kuat," kata Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch.
Indeks saham dunia naik ke level rekor dan imbal hasil obligasi AS naik tipis pada Kamis (14/1/2021) karena investor fokus pada proposal bantuan pandemi Biden. "Fundamental minyak masih cukup mendukung minyak ke level tinggi baru dalam beberapa sesi perdagangan berikutnya," kata Ritterbusch.
Total impor minyak mentah Tiongkok naik 7,3% pada 2020, dengan rekor kedatangan di kuartal kedua dan ketiga ketika kilang-kilang meningkatkan operasi dan harga rendah mendorong penimbunan, data bea cukai menunjukkan.
Namun, konsumen minyak terbesar kedua di dunia melaporkan lonjakan harian terbesarnya kasus Covid-19 dalam 10 bulan.
Pemerintah di seluruh Eropa telah mengumumkan penguncian lebih ketat di tengah upaya vaksinasi yang diperkirakan tidak akan berdampak signifikan untuk beberapa bulan ke depan.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak mengubah perkiraan permintaan dunia. OPEC mengatakan penggunaan minyak akan naik 5,9 juta barel per hari tahun ini menjadi 95,91 juta barel per hari, menyusul rekor kontraksi 9,75 juta barel per hari tahun lalu akibat pandemi.
Sumber: CNBC