Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Bank Indonesia (BI) berkontribusi lebih besar lagi dalam menggerakan pemulihan ekonomi nasional. Kerja keras pemerintah selama 9 bulan dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional sudah membuahkan hasil positif.
Jokowi mengharapkan BI mengambil bagian lebih signifikan dalam reformasi fundamental yang pemerintah gulirkan. Ia ingin BI berkontribusi lebih besar untuk ikut menggerakkan sektor riil, mendorong penciptaan lapangan kerja baru, dan membantu sektor usaha utamanya UMKM agar kembali produktif.
“Dalam situasi krisis seperti ini kita harus mampu bergerak cepat dan tepat. Buang jauh-jauh ego sektoral, egosentrisme lembaga, dan jangan membangun tembok tinggi-tinggi berlindung di balik otoritas masing-masing,” kata Jokowi dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia yang dilakukan secara virtual, Kamis (3/12/2020).
Jokowi mengatakan semua harus berbagi beban dan tanggung jawab untuk urusan bangsa dan negara, agar dapat bergerak cepat sehingga Indonesia mampu bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi baru di tingkat regional dan global.
“Kita harus berbagai beban, berbagi tanggung jawab untuk urusan bangsa dan negara ini agar negara kita mampu bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi baru di tingkat regional dan global,” ujar Jokowi.
Kepala Negara menegaskan momentum pertumbuhan ekonomi yang sudah positif harus tetap dijaga. Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan tidak boleh lengah, tetapi harus waspada agar tidak tercipta gelombang kedua Covid-19 yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.
“Momentum pertumbuhan yang positif ini tentu harus terus kita jaga. Kita harus tetap hati-hati, tidak boleh lengah. Dan, kita harus disiplin menerapkan protokol kesehatan, waspada agar jangan sampai terjadi gelombang yang kedua,” jelas Jokowi.
Gelombang kedua Covid-19, menurut Jokowi, akan sangat merugikan upaya dan pengorbanan yang telah dilakukan pemerintah dan semua pihak selama ini. Karena itu, semuanya harus fokus untuk bergerak ke depan dan fokus terhadap upaya-upaya untuk keluar dari pandemi.
Termasuk dalam mempersiapkan vaksin dan program vaksinasi dengan cermat agar Indonesia bisa bangkit dan pulih dari pandemi.
“Kita harus bergerak cepat karena masih banyak PR yang belum kita selesaikan. Kita akan dihadapkan pada besarnya jumlah pengangguran akibat PHK di masa pandemi, kita menghadapi besarnya angkatan kerja yang memerlukan lapangan pekerjaan,” terang Jokowi.
Karena itu, kata Jokowi, pemerintah berketetapan hati melakukan reformasi struktural, membenahi regulasi yang kompleks dan birokrasi yang rumit. “Kita semuanya tahu posisi nomor 1 di global complexity index yang paling rumit di dunia dan itu harus kita akhiri. Itulah semangat yang mendasari lahirnya UU Cipta Kerja,” ujar Jokowi.
Pemerintah juga berkomitmen terus menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dan berdaya saing, agar UMKM lebih berkembang dan industri padat tenaga kerja tumbuh dengan pesat. “Perizinan dipermudah, izin usaha UMKM cukup dengan pendaftaran saja dan banyak kemudahan-kemudahan lainnya,” ungkap Jokowi.
Sumber: BeritaSatu.com