Jakarta, Beritasatu.com - Menurut riset Valbury Sekuritas Indonesia, sentimen bagi pasar yang kembali didominasi faktor negatif, bisa menyulitkan bagi IHSG untuk dapat melaju ke teritorial positif pada perdagangan saham hari ini.
Sentimen pasar dari dalam negeri:
Bank Indonesia (BI) diperkirakan menghentikan penurunan suku bunga acuan di Rapat Dewan Gubernur pada November 2019, sebagai antisipasi turunnya daya tarik instrumen keuangan dalam negeri yang dapat memicu pelebaran defisit transaksi berjalan. Artinya, BI akan mempertahan suku bunag 7-Day Repo Rate di 5% hingga akhir tahun 2019. Hal ini dilakukan agar selisih suku bunga antara Bank sentral Indonesia dengan bank sentral negara ekonomi maju tidak semakin tinggi. BI juga akan memperhatikan kebijakan the Fed dalam hal suku bunga yang diperkirakan akan mempertahan suku bunga acuannya. Meski, sisi lain BI untuk menurunkan suku bunga masih ada ruang karena inflasi yang terkendali di bawah 3,5% dan pertumbuhan ekonomi yang prospektif ditopang konsumsi rumah tangga.
Sentimen pasar dari luar negeri :
Dari eksternal, belum menunjukkan adanya tanda-tanda perundingan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok akan mencapai kesepakatan setelah Presiden AS Donald Trump menolak untuk menghapus bea masuk produk Tiongkok. Bahkan dalam sidang Kabinet Trump mengatakan akan menaikkan bea masuk jika Tiongkok tidak menandatangani kesepakatan dagang. Jika kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan dagang, Trump berencana akan menaikkan bea masuk lagi pada tanggal 15 Desember. Sementara itu pihak Tiongkok kini mengamati dengan seksama situasi politik di AS, termasuk sidang pemakzulan dan Pemilihan Presiden 2020. Para pejabat Tiongkok mulai mempertimbangkan apakah akan menunggu hingga semua urusan politik tersebut selesai akibat kemungkinan Trump tidak lagi menjabat sebagai presiden.
Fitch menyebut, outlook utang pemerintah global tetap stabil di tengah perlambatan ekonomi yang kian terasa. Fitch menyebut, kebijakan moneter yang longgar di sepanjang semester II 2019 akan diikuti dengan stimulus fiskal di tahun 2020. Kemampuan stimulus fiskal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi akan menjadi pertimbangan penting dalam menentukan dampaknya terhadap peringkat utang suatu negara. Kebijakan makro yang longgar dipicu oleh pertumbuhan investasi yang melambat dan volume perdagangan yang terkontraksi. Namun Fitch memandang skeptis pelonggaran kebijakan makro tersebut mampu melawan dampak negatif dari perlambatan perdagangan yang terjadi. Fitch menggarisbawahi soal investasi. Ketika investasi di negara asal tumbuh melambat, maka investasi ke negara lain menjadi tidak menarik dan menjadi ancaman bagi negara berkembang yang bergantung pada dana eksternal.
Rekomendasi perdagangan:
ASII: Beli
• Tutup 6625, TP 6800
• Boleh beli di level 6550-6625
• Resisten di 6800 & support di 6550
• Waspadai jika tembus di 6550
• Batasi risiko di 6475
TLKM: Beli
• Tutup 4090, TP 4120
• Boleh beli di level 4030-4090
• Resisten di 4120 & support di 4030
• Waspadai jika tembus di 4030
• Batasi risiko di 4010
UNTR : Beli
• Tutup 22675, TP 22850
• Boleh beli di level 22325-22675
• Resisten di 22850 & support di 22325
• Waspadai jika tembus di 22325
• Batasi risiko di 22175
GGRM: Beli
• Tutup 53800, TP 54125
• Boleh beli di level 53475-53800
• Resisten di 54125 & support di 53475
• Waspadai jika tembus di 53475
• Batasi risiko di 53325
CPIN: Beli
• Tutup 7375, TP 7450
• Boleh beli di level 7225-7375
• Resisten di 7450 & support di 7225
• Waspadai jika tembus di 7225
• Batasi risiko di 7175
PWON: Beli
• Tutup 605, TP 635
• Boleh beli di level 575-605
• Resisten di 635 & support di 575
• Waspadai jika tembus di 575
• Batasi risiko di 560
Sumber: BeritaSatu.com