Mojokerto, Beritasatu.com - Produsen baja ringan, PT Sunrise Steel, menambah kapasitas produksi 400.000 ton per tahun melalui lini produksi kedua produk baja lapis aluminium seng (BjLAS). Penambahan kapasitas produksi ini bisa mendukung program subtitusi impor baja 35 persen di tengah masa pandemi Covid-19.
Peresmian lini produksi kedua di pabriknya di Mojokerto, Jawa Timur dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemperin), Achmad Sigit Dwiwahjono, didampingi Direktur Jenderal Ilmate (Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika) Kemperin, Taufiek Bawazier, Rabu (25/11/2020).
Presiden Direktur PT Sunrise Steel, Henry Setiawan mengatakan, penambahan kapasitas produksi yang menempatkan Sunrise Steel di posisi produsen BjLAS terbesar di Indonesia itu berkat dukungan pemerintah melalui Kemperin yang memberi ruang kepada industri baja dalam negeri untuk berupaya menuju swasembada baja.
“Semangat swasembada baja dalam negeri dan pasar yang masih tumbuh mendorong kami menambah kapasitas produksi ini. Demand juga tetap stabil saat pandemi Covid-19,” kata Henry pada peresmian lini produksi ke-2 bahan baja ringan di Mojokerto, Rabu (25/11/2020).
Henry menjelaskan, penambahan kapasitas produksi juga diikuti beberapa inovasi untuk memperkuat pasar. Seperti penerapan SNI 4096:2007 pada produk, yang memberikan masa garansi 10 tahun sesuai Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera) nomor 29 Tahun 2006, bahwa minimum masa garansi bangunan adalah 10 tahun.
"Bahkan, produk kami dengan spesifikasi tertentu ada yang bergaransi hingga 20 tahun," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemperin, Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, pihaknya mengapresiasi investasi penambahan produksi tersebut di tengah pandemi. Investasi itu tentunya akan bisa memenuhi kebutuhan pasar domestik.
"Kita akan terus dorong pertumbuhan di industri logam ini dengan mengatur supply and demand serta meningkatkan utilitas hingga 90 persen. Sehingga peluang investasi baru akan terbuka untuk mendukung subtitusi impor yang tahun 2020 direncanakan bisa sampai 35 persen,” papar Achmad.
Sumber: BeritaSatu.com