Jakarta, Beritasatu.com - Selalu ada kesempatan baru terbuka dalam setiap kesempatan, termasuk saat krisis sekalipun. Tak terkecuali pada krisis yang disebabkan adanya pandemi Covid-19 ini. Namun untuk menjadikan krisis ini sebagai peluang bisnis baru dibutuhkan inisiatif dan kreativitas dalam mengolah krisis menjadi sesuatu yang bisa menguntungkan, bahkan untuk mendorong perekonomian bangsa.
Demikian dikatakan CEO of BRI Ventures, Nicko Widjaja dalam Economic Outlook 2021: Membangun Industri Lewat Perusahaan Teknologi Digital yang diselenggarakan BeritaSatu Media Holdings (BSMH) bekerjasama dengan Xendit secara daring di Jakarta, Kamis (26/11/2020).
Belajar dari krisis tahun 1998 yang melahirkan perusahaan dot-com, perusahaan yang melakukan bisnisnya di internet. Lalu, dua tahun kemudian muncul Facebook dan Google. Bahkan, krisis finansial global tahun 2008 melahirkan perusahaan digital raksasa seperti Tokopedia, Gojek, Airbnb, dan Dropbox, dan lainnya.
"(Krisis) ini jangan disia-siakan. Bagi startup founder sekarang saatnya untuk menyelesaikan masalah negara. Kalau ada startup founder anda memiliki tesis untuk menyelesaikan masalah. Crisis comes opportunity,” kata Nicko.
Lebih lanjut, Nicko mengatakan, saat ini Indonesia tengah menjadi incaran dari para investor luar negeri. Hal tersebut didukung faktor demografi yang besar. Sementara, pasar Tiongkok, Jepang dan Korea saat ini cenderung tidak bergerak, sehingga para investor menyasar ASEAN khususnya Indonesia.
“Saya yakin dengan adanya sinyal yang mulai positif apalagi domestic market kita mampu bertahan. Dilihat dari Tokopedia sudah mulai naik dan perbankan bertransformasi jadi digital banking. Saya percaya konsumsi ini akan bertahan dan meningkat di tahun depan. Apalagi, transformasi digital kita lima tahun terakhir sudah cukup baik,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait nilai pendanaan yang masuk ke Indonesia di tahun ini atau tahun 2019 memang tidak sebesar tahun 2018 yang mana saat itu merupakan puncak dari investasi ke perusahaan digital.
Untuk tahun 2020 hingga saat ini sudah masuk pendanaan US$ 1,5 miliar dan diperkirakan capai US$ 2 miliar di akhir tahun. Sedangkan untuk tahun 2021 diprediksi bisa kembali menyentuh US$ 3,5 miliar atau sama seperti tahun 2018.
Sumber: BeritaSatu.com