Jakarta, Beritasatu.com - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) optimis pembangunan backbone Jalan Tol Trans Sumatera dari Bakauheni sampai Aceh sepanjang 2.700 km tersambung pada tahun 2024. Meski terkendala lahan konservasi dan sulitnya proses pembebasan lahan, koordinasi bersama pemerintah daerah (Pemda) terus dilakukan untuk dapat mengejar target tersebut.
“Kita mendasarkan pada target pemerintah dan Presiden Joko Widodo. Jadi upaya itu tetap akan kita lakukan,” kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) kepada Beritasatu.com, Kamis (6/11/2020).
Hal senada juga disampaikan Kepala Bagian Umum BPJT Mahbullah Nurdin bahwa Pemerintah Pusat dan Hutama Karya optimis backbone dari Bakauheni sampai Aceh terkoneksi pada tahun 2024. “Kita berharap Hutama Karya bisa menyelesaikan Tol Trans Sumatera pada 2024. Kita masih optimis 2024 akan tersambung,” kata dia, Rabu (25/11/2020).
Walaupun, Nurdin tidak memungkiri bahwa ada kendala-kendala seperti masalah pembebasan lahan yang tentunya harus selalu dikoordinasikan dengan Pemda. Termasuk kendala dari banyaknya lahan konservasi seperti yang terjadi di Tol Pekanbaru–Dumai (Permai) yang trasenya membelah lajur tempat gajah biasa bermigrasi. Sehingga BPJT dan Hutama Karya sepakat berinovasi dengan membangun terowongan gajah agar akses hewan tersebut tidak terhalangi.
“Jadi inovasi-inovasi inilah yang juga menjadi hambatan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra,” ucap Nurdin.
Karena itu, tugas Hutama Karya menyambungkan Tol Trans Sumatera dari ujumg Selatan hingga Utara cukuplah berat. Apalagi, Tol Trans Sumatera merupakan tol baru yang selama ini belum banyak dikenal masyarakat. Sehingga kesulitan yang dihadapi dalam pembangunan tol di Sumatera agak berbeda dengan kesulitan yang terjadi di pembangunan tol di Pulau Jawa.
Namun, dengan adanya penugasan pemerintah kepada Hutama Karya melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 100 Tahun 2014 yang kemudian diperbarui melalui Perpres Nomor 117 Tahun 2015 untuk membangun jalan tol dari ujung Selatan hingga Utara, sekarang dari Bakauheni sampai Kayu Agung sudah tersambung dengan tol. Termasuk dari Kayu Agung - Palembang - Jakabaring yang dikerjakan Waskita Group.
Artinya, dari Selatan Sumatra (Bakauheni – Palembang) saat ini sudah terkoneksi. Alhasil, perjalanan dari Bakauheni menuju Palembang yang sebelumnya ditempuh dalam waktu 10 sampai 12 jam, maka dengan tersambungnya jalan tol tersebut waktu perjalanan dapat dipersingkat menjadi 5 jam.
“Ini adalah penugasaan kepada Badan Usaha Jalan Tol yang 100% sahamnya dimiliki penuh pemerintah. Karena sebagian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya yang lain sudah go public. Sedangkan Hutama Karya 100% masih milik pemerintah,” ujarnya.
Adapun terkait pembangunan Tol Pekanbaru – Padang yang belum menunjukkan progres signifikan, Nurdin kembali menyebut pembebasan lahan menjadi kendalanya. Di Provinsi Sumatera Barat terdapat adat istiadat yang menganggap lahan sebagai milik Ninik Mamak. Jadi faktor tersebut yang menghambat pembangunan Tol Pekanbaru–Padang sampai hari ini.
Untuk itu, ia terus mendorong kepada Pemda untuk bisa menjembatani kepada masyarakat Sumbar. Sebab laporan yang ia terima dari Hutama Karya, pembebasan lahan di provinsi atau wilayah lain tidak terdapat kendala-kendala khusus sebagaimana di Sumbar.
Biar bagaimanapun BPJT juga selalu mengingatkan kepada Hutama Karya selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk tetap meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam membangun Jalan Tol Trans Sumatera. Sebab SPM termaktub dalam Peraturan Menteri (Permen) PUPR Nomor 16 Tahun 2014.
Menurut dia, Hutama Karya harus memenuhi delapan indikator yang tertulis dalam Permen Nomor 16 seperti memerhatikan masalah kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata-rata, aksesibilitas, mobilitas, keselamatan, lingkungan, dan tempat istirahat serta unit pertolongan penyelamatan dan bantuan pelayanan.
“Jadi kita minta Hutama Karya untuk unit pertolongan harus dipenuhi salah satunya adalah pemadam kebakaran. Jadi di setiap tol itu harus dilengkapi dengan pemadam kebakaran entah di rest area atau di mana dan harus tetap menjaga lingkungan,” jelasnya.
Sumber: BeritaSatu.com