Jakarta, Beritasatu.com - Kepulauan Bangka Belitung memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah dan indah untuk dikembangkan sebagai tujuan pariwisata. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung juga telah mentransformasikan sektor tambang timah ke pariwisata, guna mempercepat pembangunan dan perekonomian masyarakat di pulau tersebut.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman mengungkapkan, meskipun Kepulauan Banga Belitung tidak masuk dalam 5 Daerah Prioritas Pariwisata 2021, kebijakan transformasi dari tambang timah ke pariwisata akan terus dilanjutkan.
“Kami sudah bisa membaca, Bangka Belitung ini tidak terlepas dari pengembangan pariwisata. Kenapa? Karena sumber daya alam kita ini sangat luar biasa. Ditambah lagi dengan budayanya yang sebetulnya bisa bersaing dengan daerah lain, sehingga ini harus dioptimalkan,” kata Erzaldi Rosman dalam acara Economic Outlook 2021 sesi "Outlook Pariwisata 2021" yang terselenggara atas kerja sama BeritaSatu Media Holdings dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Hotel Tentrem, Kamis (26/11/2020).
Erzaldi menegaskan, melalui transformasi ini, bukan berarti penambangan timah di Bangka Belitung akan ditinggalkan. Justru yang akan dikedepankan adalah penambangan timah menggunakan teknologi yang lebih modern dan ramah lingkungan.
“Penambangan ini tetap dilakukan, hanya saja kita harus mulai melakukan penambangan dengan teknologi-teknologi yang lebih ramah lingkungan, tidak seperti sekarang ini yang sudah sangat ketinggalan. 50 tahun belakangan ini sama sekali tidak ada perkembangan teknologi di sektor pertambangan,” kata Erzaldi.
Beberapa wilayah di Kepulauan Bangka Belitung saat ini juga sudah mulai mengembangkan pariwisata sebagai sektor unggulan. Hasilnya, beberapa indikator ekonomi terlihat naik karena dukungan sektor pariwisata.
Untuk mengoptimalkan potensi ini, Erzaldi mengatakan beberapa kebijakan juga sudah dibuat. Antara lain mengembangkan beberapa lembaga pendidikan pariwisata, dan juga memperbanyak sekolah kejuruan pariwisata dengan bobot praktik belajar sebesar 50 persen.
Namun, diakui Erzaldi, tantangan untuk menjadikan Kepulauan Bangka Belitung sebagai tujuan utama wisata memang cukup banyak. Selain mengubah budaya masyarakat yang tadinya menambang timah ke arah pariwisata, Bangka Belitung juga memiliki banyak pulau yang jumlahnya sekitar 950 pulau untuk dikembangkan. Namun menurut Erzaldi, tantangan itu harus dikelola sebagai opportunity.
“Bayangkan, ada 950 pulau di Bangka Belitung, yang ditempati baru 50 pulau. 450 pulau baru dinamai, dan baru dua pulau dikembangkan untuk pariwisata, yaitu pulau besarnya Belitung dan pulau besar Bangka. Di antara Bangka dan Belitung ini, banyak pulau-pulau lainnya. Dalam strategi transformasi tadi, kami mengembangkan konektivitas antar pulau. Ketika pulau yang masih natural ini kita kembangkan konektivitasnya, di situ ada peluang,” kata Erzaldi.
Melalui proyek jembatan Bahtera Sriwijaya yang menjadi penghubung Sumsel-Babel, Erzaldi menilai dampaknya juga akan semakin besar untuk mendorong sektor pariwisata. Apalagi letak Belitung Belitung sangat strategis, sekitar 250 mil dari Singapura dan 250 mil dari Jakarta.
“Singapura kita anggap sebagai hub, Bangka Belitung pun bisa menjadi hub. Lautnya terbuka membentang menghadap Laut Cina Selatan. Jadi tidak berlebihan jika Bangka Belitung dengan kapasitas 950 pulau dan penduduk 1,5 juta jiwa, ini sangat berpeluang sekali untuk dijadikan lokasi hub. Tidak saja lokasi hub distribusi barang, tetapi juga hub turis. Kapal pesiar besar yang dari Singapura tidak menutup kemungkinan menjadikan Bangka Belitung sebagai magnet karena keindahan alamnya dan letaknya,” kata Erzaldi.
BACA JUGA
Pada 2017, Pemprov Kepulauan Bangka Belitung juga sudah mengajukan lokasi kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata yang baru di Bangka Belitung, tepatnya di pulau Bangka. Dengan adanya kawasan ekonomi khusus pariwisata yang baru, harapannya waktu tinggal para wisatawan di kepulauan Bangka Belitung menjadi lebih lama.
"Kalau mereka hanya mengeksplorasi Belitung, paling hanya 3 hari hingga 4 hari selesai. Agar waktu tinggalnya lebih lama, makanya kita rencanakan pengembangan kawasan ekonomi khusus pariwisata yang ada di Pulau Bangka. Sehingga kalau kawasan ekonomi khusus ini ada di Bangka dan juga di Belitung, kedua pulau ini akan berinteraksi dan saling terkoneksi melewati pulau-pulau lainnya,” kata Erzaldi.
Sumber: BeritaSatu.com