New York, Beritasatu.com - Bursa AS Wall Street bervariasi pada perdagangan Rabu (25/11/2020) setelah Dow Jones mencapai tonggak sejarah menembus level 30.000. Para investor mencermati buruknya data pengangguran.
Dow Jones Industrial Average turun sekitar 173,77 poin, atau 0,6% menjadi 29.872,47. S&P 500 merosot 0,2%, atau 5,76 poin, menjadi 3.629,65 setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa. Adapun komposit Nasdaq naik 0,5%, atau 57,62 poin, menjadi 12.094,40.
Volume perdagangan tipis menjelang liburan Thanksgiving. SPDR S&P 500 ETF Trust (SPY) memperdagangkan 33 juta saham, kurang dari setengah volume rata-rata 30 hari sebesar 79,3 juta.
Departemen Tenaga Kerja mengatakan bahwa 778.000 orang mengajukan tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya minggu lalu. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan klaim pengangguran awal di 733.000.
Dow menembus di atas 30.000 untuk pertama kalinya pada Selasa, setelah naik lebih 400 poin. Dow sedang menuju kenaikan bulanan terbesar sejak 1987, naik lebih 12%.
Awal pekan ini, AstraZeneca mengatakan data analisis awal menunjukkan kandidat vaksinnya memiliki kemanjuran rata-rata 70%.
Sementara itu, pemerintahan Trump menyediakan sumber daya federal bagi tim Presiden terpilih Joe Biden untuk transisi.
Investor juga mendukung prospek mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen yang berpotensi dinominasikan sebagai Menteri Keuangan.
“Banyak berita positif tentang ekonomi dan virus telah diabaikan,” kata Kepala Ekonom Spartan Capital Securities, Peter Cardillo.
"Pasar bisa terus naik lebih tinggi dari sini, tapi tidak terlalu banyak."
Di tempat lain, Federal Reserve merilis risalah pertemuannya awal bulan ini. Ringkasan menunjukkan para pejabat Fed membahas langkah akomodasi ekonomi karena pemulihan dari pandemi terus berlanjut.
Sumber: CNBC