Jakarta, Beritasatu.com - Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Dody Widodo mengungkapkan, keberadaan Kawasan Industri (KI) memiliki peran yang besar dalam mendukung industri pengolahan atau manufaktur, di mana sektor ini berperan sangat penting dalam perekonomian Indonesia.
“Di masa pandemi Covid-19 ini, sektor yang bisa mendorong ekonomi kita tetap tumbuh adalah manufaktur, dan sektor ini sangat tumbuh besar di kawasan industri,” kata Dody Widodo dalam acara Economic Outlook 2021 sesi “Kontribusi Kawasan Industri Bagi Perekonomian Nasional dan Daerah,” yang digelar Berita Satu Media Holdings, Rabu (25/11/2020).
Beberapa peran KI dalam mendukung industri pengolahan antara lain menyiapkan lahan industri yang clear and clean dari masalah lahan dan tata ruang, menyediakan infrastruktur dasar dalam KI guna mendukung proses produksi industri pengolahan, serta menyediakan lingkungan investasi dan berusaha yang nyaman dan aman bagi investor.
Khusus di luar Jawa, di mana kondisi infrastruktur penunjang di luar KI masih kurang, Dody mengatakan banyak KI dibangun terintegrasi dengan pelabuhan, pembangkit listrik, perumahan pekerja, dan sebagainya dengan tujuan menurunkan biaya logistik dan biaya operasional pekerja, sehingga dapat meningkatkan daya saing.
“KI juga menawarkan integrasi supply chain pada beberapa produk tertentu seperti otomotif, elektronik, tekstil, petrokimia, oleokimia, pengolahan logam dan sebagainya yang dapat menurunkan biaya dan meningkatkan daya saing,” kata Dody.
Peran selanjutnya adalah menyediakan dukungan terhadap proses perizinan yang dilakukan tenant industri, serta menjadi wadah atau lokus bagi kebijakan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur penunjang atau pendukung industri pengolahan seperti jalan tol, dry port, pelabuhan, listrik, dan sebagainya.
Dalam lima tahun terakhir, Dody mengatakan terjadi peningkatan KI baik dari sisi jumlah maupun luasnya. Saat ini terdapat 121 kawasan industri operasional di Indonesia dengan luas 53.341 hektar yang siap menampung investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai perbandingan, jumlah KI di 2015 sebanyak 80 dengan luas 36.199 hektar. Saat ini juga terdapat 38 kawasan industri yang sedang dalam tahap pembangunan dengan total luas lahan yang sudah clear and clean mencapai 14.749 hektar.
“Meskipun dari sisi jumlah KI peningkatan masih banyak terjadi di Jawa, tetapi karena di luar Jawa ketersediaan lahan masih relatif luas, maka peningkatan persentase luas KI di luar Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan di luar Jawa,” kata Dody.
Di Pulau Jawa, Dody mengatakan karakter KI lebih ditekankan pada industri yang berbasis tenaga kerja, teknologi tinggi dan hemat air. Sedangkan KI di luar Jawa difokuskan pada sektor industri yang bersifat pengolahan sumber daya alam atau hilirisasi, dan KI sebagai pendorong pengembangan pusat ekonomi baru.
Sumber: BeritaSatu.com