Chicago, Beritasatu.com - Harga emas anjlok pada akhir perdagangan Rabu (28/10/2020), karena investor berbondong-bondong ke dolar. Sementara hingga kini tidak ada tanda-tanda kesepakatan stimulus fiskal Amerika Serikat (AS) untuk membangkitkan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Kontrak emas paling aktif pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, turun tajam US$ 32,7 atau 1,71% menjadi US$ 1.879,2 per ounce.
Investor sekarang lebih tertarik pada dolar AS karena merupakan aset berbunga, dibandingkan emas yang tidak memberikan imbal hasil. "Logam bergantung pada lebih banyak stimulus pada saat ini," kata analis di RJO Futures, Bob Haberkorn.
"Secara keseluruhan, pasar emas melemah karena penguatan dolar dan kurangnya langkah-langkah stimulus serta mentalitas risk-off menuju pemilihan AS."
Dolar melonjak 0,6% ke level tertinggi lebih satu minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Lockdown Eropa membebani euro dan mempercepat kejatuhan pasar saham.
Terlepas volatilitas baru-baru ini, emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang di tengah stimulus global, masih naik sekitar 25% sepanjang tahun ini.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (27/10/2020) bahwa kesepakatan bantuan ekonomi kemungkinan akan terjadi setelah Pemilihan 3 November.
Logam lainnya, perak pengiriman Desember turun US$ 1,21 atau 4,93% menjadi US$ 23,359 per ounce. Platinum pengiriman Januari turun US$ 11,8 atau 1,33% menjadi US$ 875 per ounce.
Sumber: CNBC