Hong Kong, Beritasatu.com - Maskapai Hong Kong Cathay Pacific akan memutuskan hubungan kerja (PHK) 5.900 karyawannya sebagai bagian dari rencana restrukturisasi perusahaan senilai HK$ 2,2 miliar (Rp 4 triliun). Unit usaha Cathay Dragon juga akan berhenti beroperasi mulai hari ini.
Cathay juga akan merenegosiasi kontrak dengan kru pesawat dan pilot yang masih bertahan. Hal ini terpaksa dilakukan karena maskapai ini terdampak pandemi Covid-19.
Total, Cathay memangkas 8.500 posisi (termasuk 2.600 posisi yang saat ini tidak terisi karena efisiensi) atau sekitar 24 persen dari total karyawannya.
"Pandemi global memiliki dampak yang menghancurkan maskapai dan faktanya, kami harus melakukan restrukturisasi fundamental untuk bertahan," kata Chief Executive Cathay Augustus Tang dalam pernyataannya hari ini, Rabu (21/10/2020).
Saham Cathay Pacific Airways terkoreksi 43% sejak Januari. Pada bulan Juli, perusahaan menunda pengiriman pesawat Airbus terbaru dan saat ini masih dalam negosiasi untuk menunda pesanan dengan Boeing.
The International Air Transport Association (IATA) memperkirakan dibutuhkan waktu hingga 2024 untuk industri maskapai kembali ke level normal pra-Covid-19. Cathay akan mengoperasikan kurang dari 50 persen kapasitas normalnya pada 2021.
Cathay mendapatkan dana bantuan sebesar US$ 5 miliar dari Pemerintah Hong Kong Juni lalu, tetapi Cathay masih mengalami kerugian antara HK$ 1,5 miliar hingga HK$ 2 miliar tiap bulannya, sehingga diperlukan rencana restrukturisasi dan efisiensi.
Restrukturisasi akan mengurangi kerugian hingga HK$ 500 juta per bulan. Bos-bos Cathay juga ikut menerima potongan gaji hingga akhir tahun depan.
Sementara penutupan maskapai regional Cathay Dragon atau Dragonair selain disebabkan pandemi, juga disebabkan oleh gelombang protes anti-Tiongkok yang menyebabkan kedatangan turis dari Tiongkok daratan berkurang.
Cathay yang mengandalkan penerbangan internasional terdampak hebat oleh penutupan perbatasan dan perjalanan di berbagai negara demi mencegah penyebaran Covid-19.
September lalu, jumlah penumpang Cathay anjlok sebesar 98,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sementara kargo turun 36,6%.
Selain Cathay, Singapore Airlines juga telah mengumumkan rencana efisiensi 20% karyawannya, sementara Qantas berencana merumahkan sekitar 30% karyawannya.
Sumber: CNBC.com