Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional minus 5,32 persen menjadi momentum berharga bagi pemerintah untuk mengonsolidasikan dan mentransformasikan kembali sektor pariwisata dan penerbangan agar menjadi lebih berdaya saing. Sejak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia pada Maret 2020, sektor pariwisata dan penerbangan terkena imbas sangat dalam. Banyak daerah tujuan wisata ditutup dan maskapai berhenti beroperasi.
“Tapi, menurut saya, penurunan ini justru menjadi momentum bagi kita untuk konsolidasi, momentum bagi kita untuk transformasi di bidang pariwisata dan juga di bidang penerbangan,” kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas Kabinet Indonesia Maju melalui video conference di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (6/8/2020).
Presiden Jokowi mengungkapkan, bertitik tolak dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatatkan pertumbuhan minus 5,32 persen pada kuartal II-2020, pemerintah akan terus mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan penerbangan.
“Dan, saya melihat sektor yang terdampak, terkontraksi sangat dalam yaitu di sektor pariwisata dan sektor penerbangan. Angka yang saya peroleh di kuartal II tahun 2020, wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia mencapai 482.000. Ini turun 81 persen untuk quarter-to-quarter dan turun 87 persen untuk year-to-year. Artinya, memang turunnya terkontraksi sangat dalam,” katanya.
Disebutkan, dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan penerbangan, pemerintah akan menata ulang rute penerbangan, penentuan hub, penentuan super hub, dan kemungkinan penggabungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penerbangan dan pariwisata sehingga arahnya menjadi semakin kelihatan.
“Sehingga next pandemic, fondasi ekonomi di sektor pariwisata dan transportasi akan semakin kokoh, dan semakin baik dan bisa berlari lebih cepat lagi,” ujarnya.
Sumber: BeritaSatu.com