Jakarta, Beritasatu.com - Valbury Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG bergerak mixed hingga terkoreksi hari ini, Jumat (24/7/2020), seiring dengan bauran dari sentiment-sentimen berikut ini; 1) rupiah yang diperkirakan menguat terhadap dolar, imbas dari ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang semakin meningkat, 2) indeks berjangka Wall Street dalam posisi bergerak menguat terbatas, 3) saham AS pada perdagangan Kamis (23/07) ditutup melemah yang dapat menjadi sinyalemen negatif bagi pasar regional Asia, 4) kondisi dunia yeng telah melampaui 15 juta infeksi Covid-19, dana 5) ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang semakin meningkat.
Sentimen pasar dari dalam negeri:
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyampaikan bahwa pertumbuhan kredit perbankan pada Mei 2020 tumbuh 3,04% YoY atau melambat dibandingkan bulan sebelumnya pada kisaran 5,73% YoY. Optimistis kredit perbankan akan membaik dan mulai normal pada awal tahun 2021. Pertumbuhan kredit sepanjang 2020 akan tetap tumbuh positif. Selain itu, kredit macet perbankan atau non performing loan (NPL) masih dapat dijaga pada kisaran di bawah 3% seiring dengan pemberlakuan restrukturisasi kredit. Sementara ini, kondisi rasio kecukupan modal perbankan Mei 2020 aman di level 22,14%, Namun, sisi lain perbankan dibayangi oleh rasio kredit bermasalah di angka 3,00% (bruto) dan 1,17% (neto).
Realisasi restrukturisasi oleh perbankan mencapai Rp 776,99 triliun atau dibulatkan menjadi Rp 777 triliun hingga 13 Juli 2020. OJK memandang, keringanan kredit saat ini sudah mulai melandai. Realisasi restrukturisasi di bulan Juli sudah mulai melandai, dibandingkan dengan realisasi pada bulan April, Mei, dan Juni.
Sentimen pasar dari luar negeri :
Imbas pandemik Covid-19 ekspor Korea turun sampai 16,6%, terendah sejak 1963 dan impor melemah 7,4%. Konsumsi domestik Korea dilaporkan naik 1,4% dengan peningkatan pada pengeluaran untuk barang-barang tahan lama seperti mobil dan perabotan rumah tangga. The Bank of Korea mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang April-Juni 2020 turun 3,3% dibandingkan kuartal sebelumnya yang mengalami kontraksi 1,3%. Perlambatan ekonomi global yang belum pernah terjadi sebelumnya menghentikan jalur produksi luar negeri perusahaan-perusahaan Korea di Vietnam dan India, yang semakin membebani ekspor. Resesi yang dialami Korea ini di tengah rencana pemerintah menaikkan pajak properti dan penjualan untuk mengendalikan harga rumah yang naik.
Sumber: BeritaSatu.com