Chicago, Beritasatu.com - Harga emas melonjak ke level tertinggi dalam sembilan tahun pada akhir perdagangan Selasa (21/7/2020) dipicu oleh aksi jual dolar AS dan ekspektasi peningkatan stimulus untuk membantu pemulihan ekonomi yang dilanda pandemi ketika Uni Eropa mencapai kesepakatan paket penyelamatan fiskal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik US$ 26,5 atau 1,46 persen menjadi US$ 1.843,90 per ounce.
"Dolar AS turun karena dunia terlihat sedikit lebih baik," kata Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, Bart Melek.
Suku bunga telah jatuh melintasi kurva imbal hasil dan itu merupakan faktor lain yang membantu menopang emas.
Dolar AS, dipandang sebagai saingan safe-haven untuk emas, jatuh mencapai level terendah dalam lebih dari empat bulan.
Para pemimpin kongres AS akan membahas paket stimulus baru minggu ini, dan para pemimpin Uni Eropa menyetujui kesepakatan bersejarah rencana stimulus besar-besaran pada Selasa.
Komisi Eropa telah ditugaskan untuk memanfaatkan pasar keuangan guna memperoleh 750 miliar euro (US$ 857 miliar) yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dana tersebut akan didistribusikan pada negara dan sektor-sektor yang paling terdampak pandemi corona. Dana diberikan dalam bentuk hibah dan pinjaman.
Selain dana pemulihan, UE mengatakan anggaran berikutnya, yang akan mendanai inisiatif antara 2021 dan 2027, akan berjumlah total 1,074 triliun euro. Jika digabungkankeduanya, akan membawa investasi ke level 1,824 triliun euro.
Kondisi ini mendukung kemilau emas.
Emas akan terdorong ke rekor tertinggi selama 18 bulan ke depan, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan. Sementara rendahnya penjualan perhiasan di Asia dan prospek pemulihan ekonomi akan menghambat kenaikan lebih lanjut.
Logam mulia lainnya, perak pengiriman September naik 136,5 sen atau 6,76 persen, menjadi US$ 21,557 per ounce. Platinum pengiriman Oktober naik US$ 61 atau 7,11 persen, menjadi US$ 918,9 per ounce.
Sumber: Reuters