Jakarta, Beritasatu.com - Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengingatkan pentingnya untuk mengoptimalkan upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN), untuk menjaga modal asing dalam bentuk investasi portofolio tidak banyak keluar dari Indonesia (Outflow).
Baca Juga: Jokowi Ingin Penanganan Tuberkulosis Ikuti Model Covid-19
Menurut Joshua, upaya penanganan Covid-19 sangat penting untuk menjaga keyakinan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.
"Arus modal asing memang sangat dipengaruhi oleh sentimen global. Tetapi para investor juga melihat bagaimana respon pemerintah dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional,” kata Josua Pardede, Selasa (21/7/2020).
Menurut Josua, mekipun sudah ada skema pembagian beban (burden sharing) atas biaya penanganan dampak pandemi Covid-19 dan PEN antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI), ia melihat penyerapan anggaran untuk program PEN masih sangat terbatas, sehingga akhirnya berdampak pada upaya pemulihan ekonomi. Karenanya, realisasi dari stimulus ini menurutnya harus ditingkatkan.
Baca Juga: Pemerintah Jamin Kredit Modal Kerja untuk UMKM
"Dengan mempercepat realisasi PEN, harapannya pemulihan ekonomi bisa lebih cepat. Potensi pertumbuhan ekonomi negatif di kuartal II kan cukup besar, makanya di kuartal III ini harus didorong agar jangan sampai negatif lagi dan masuk resesi. Makanya upaya percepatan stimulus ini penting, dan juga dari sisi Bank Indonesia juga tentu akan terus melakukan langkah-langkah stabilisasi rupiah,” kata Josua.
Bank Indonesia melaporkan, setelah pada Maret 2020 lalu terjadi outflow dana asing yang cukup besar akibat kepanikan di pasar keuangan global, pada triwulan II-2020 lalu aliran modal asing telah kembali masuk ke Indonesia (inflow), di mana terjadi net inflow sebesar US$ 10,2 miliar.
Diungkapkan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti, prospek berlanjutnya aliran masuk modal asing pada triwulan II-2020 lalu dipengaruhi besarnya likuiditas global sejalan pelonggaran kebijakan moneter negara maju, serta tingginya daya tarik aset keuangan domestik dan tetap terjaganya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik.
Baca Juga: Pemerintah dan BI Sepakat Berbagi Beban Biaya Penanganan Covid-19
Meningkatnya aliran modal asing ini juga mendorong naiknya posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2020 yang menjadi US$ 131,7 miliar, setara pembiayaan 8,4 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Sumber: BeritaSatu.com