Nur Sultan, Beritasatu.com - Mantan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev pada Selasa (18/1/2022) muncul untuk pertama kalinya sejak kerusuhan mengguncang negara di Asia tengah itu. Kemunculannya juga untuk membantah isu dia telah berada di luar negeri.
Dalam pidato melalui video, mantan presiden berusia 81 tahun itu menyatakan. tidak ada konflik di antara kelompok-kelompok elite.
Nazarbayev, yang sebelumnya berkuasa selama tiga puluh tahun di negara penghasil minyak itu, mengatakan dirinya tetap tinggal di Kazakhstan saat negara itu mengalami kekerasan terburuk dalam sejarah pasca-Soviet.
Kerusuhan yang terjadi bulan ini meletus terkait kenaikan harga bahan bakar dan kemudian berlanjut menjadi gerakan anti pemerintah. Kemarahan publik mengarah pada Nurbayev.
Kantor kejaksaan mengatakan, sedikitnya ada 225 orang yang tewas selama rangkaian kerusuhan tersebut.
Ketika berbicara, dua pekan setelah aksi protes mulai muncul, Nazarbayev mengatakan dirinya sudah tidak memiliki wewenang di Kazakhstan, negara terkaya di kawasan Asia Tengah.
"Saya sudah menyerahkan kekuasaan (presidensial) kepada Presiden Kassym-Jomart Tokayev pada 2019 dan sejak itu saya pensiun, dan sekarang tinggal sebagai pensiunan di ibu kota Kazakhstan dan selama in belum pergi ke mana-mana," katanya.
Ia mengeluarkan pernyataan itu untuk membantah desas-desus bahwa ia berada di luar negeri.
"Presiden Kassym-Jomart Tokayev punya wewenang penuh," katanya.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: ANTARA