Vatikan City, Beritasatu.com- Paus Fransiskus berharap untuk tetap tinggal di Roma sampai akhir hayatnya. Seperti dilaporkan AFP, Minggu (28/2), pernyataan itu disampaikan Paus dalam buku baru berjudul The Health of Popes.
Pemimpin Tertinggi Umat Katolik itu menyatakan harapan bisa meninggal dunia di Roma, bukan di negara asalnya Argentina, baik sebagai paus “aktif atau paus emeritus”
Dalam wawancara yang diberikan kepada jurnalis dan dokter Argentina Nelson Castro di Vatikan pada Februari 2019, Paus Fransiskus mengaku memang memikirkan tentang kematian, tetapi tidak takut akan kematian.
Ekstrak dari buku itu diterbitkan Sabtu di harian Argentina, La Nacion.
Bapa Suci yang kini berusia 84 tahun itu harus membatalkan beberapa acara dalam beberapa bulan terakhir karena masalah kesehatan akibat linu panggul. Tetapi tidak diketahui apakah Paus Fransiskus menderita penyakit berat lainnya.
Vatikan selalu segan menyoal tentang kesehatan paus.
Menurut buku baru tersebut, "ini adalah pertama kalinya seorang paus membahas kesehatannya dengan transparansi yang diberikan oleh Paus Fransikus."
Paus, yang sebelumnya adalah uskup agung Buenos Aires, mengaku tidak merindukan negara asalnya Argentina, tempat dia dilahirkan dengan nama Jorge Mario Bergoglio, putra imigran Italia.
“Tidak, saya tidak melewatkannya. Saya tinggal di sana selama 76 tahun. Yang menyakitkan saya adalah masalahnya,” katanya, mengacu pada krisis ekonomi yang mengguncang negara Amerika Selatan.
Paus mengatakan telah mencari bantuan untuk mengatasi kecemasan ketika dia harus menyelundupkan orang ke luar negeri untuk menyelamatkan hidup mereka selama kediktatoran militer.
“Bayangkan bagaimana rasanya membawa seseorang yang bersembunyi di dalam mobil - hanya ditutupi oleh selimut - dan melewati tiga pos pemeriksaan militer, ketegangan yang ditimbulkannya sangat besar. Saya harus menghadapi situasi yang saya tidak tahu bagaimana menghadapinya,” kata Paus.
Sumber: BeritaSatu.com