Berlin, Beritasatu.com - Jerman adalah negara terbaru yang menemukan mutasi virus corona. Varian baru teridentifikasi pada sekelompok pasien rumah sakit (RS) di Bavaria, Jerman.
Media lokal melaporkan pada Senin (18/1/2021) bahwa varian baru Covid-19 ditemukan pada 35 pasien di sebuah rumah sakit di kota ski, Bavaria di Garmisch-Partenkirchen, Jerman Tenggara. Virus ditemukan pada 35 dari 73 orang yang terinfeksi di rumah sakit itu, outlet berita Bavaria BR24 melaporkan Senin. Saat ini sampel sedang diperiksa di rumah sakit universitas Charité di Berlin.
Para pejabat mengatakan varian tersebut berbeda dengan yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.
Wakil Direktur Medis Rumah Sakit Clemens Stockklausner pada jumpa pers Senin mengatakan bahwa belum ada pemahaman, apakah mutasi tersebut membuat virus lebih mudah menular -seperti varian yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan- atau lebih mematikan. “Kami menemukan mutasi, dan sama sekali belu diketahui jelas apakah itu akan memiliki relevansi klinis,” kata Stockklausner. “Kami harus menunggu urutan (genom) lengkapnya.”
Varian Inggris dan Afrika Selatan dikenal sebagai virus corona yang lebih menular, tetapi tidak mematikan. Varian ini menyebabkan lebih banyak orang terinfeksi, sehingga kapasitas rawat inap di RS di Inggris dan Irlandia kewalahan.
Informasi varian baru yang ditemukan di Jerman muncul pada hari yang sama ketika Menteri Kesehatan negara itu Jens Spahn mengatakan bahwa laboratorium akan diwajibkan mengurutkan sampel virus corona untuk memantau mutasi virus.
Sejumlah negara lain yang telah menemukan mutasi virus corona, termasuk Inggris dan Afrika Selatan, memiliki pengawasan skala besar dan pengurutan genom sampel virus corona.
Dalam sebuah pernyataan kepada CNBC, Kementerian Kesehatan Jerman mengatakan bahwa pemerintah Federal menanggapi setiap mutasi virus corona SARS-CoV-2 yang dilaporkan dengan sangat serius. Pemerintah Federal memperkuat deteksi kemungkinan mutasi.
Infeksi Terus Berlanjut
16 Perdana Menteri negara bagian Jerman bertemu dengan Kanselir Angela Merkel pada Selasa (19/1/2021) untuk membahas apakah akan memperketat atau memperpanjang pembatasan di seluruh negara yang akan berakhir 31 Januari.
Tingkat infeksi Jerman tetap menjadi perhatian dengan 11.369 kasus harian dilaporkan badan kesehatan masyarakat, Robert Koch Institute, pada Selasa. Itu membuat jumlah total kasus menjadi lebih 2 juta. Adapun korban tewas mencapai 47.622.
Seperti negara-negara Eropa lainnya, Jerman ingin menghindari penyebaran varian baru yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.
Merkel mengatakan kepada anggota parlemen partai Christian Democratic Union (CDU) Minggu lalu bahwa jika tidak berhasil menghentikan varian Inggris, kasus Covid-19 di negaranya akan naik 10 kali lipat pada Paskah. Demikian dilaporkan surat kabar harian Jerman Bild.
Pada hari Senin, Spahn bersikeras bahwa orang tidak boleh menyebut mutasi virus corona yang terdeteksi di Inggris sebagai "varian Inggris." "Sama seperti kita tidak membicarakan 'virus Tiongkok' tahun lalu, sekarang kita tidak boleh berbicara tentang 'varian Inggris'," kata Spahn, lapor Reuters.
Sumber: CNBC