London, Beritasatu.com - Raksasa farmasi asal Inggris, AstraZeneca pada Jumat (11/12/2020) mengatakan segera bekerja sama dengan Institut Gamaleya Rusia untuk mengembangkan kombinasi dua vaksin virus corona mereka.
Pengumuman tersebut muncul tak lama setelah pengembang vaksin Sputnik V Covid-19 mendekati AstraZeneca melalui Twitter akhir bulan lalu untuk menanyakan soal penggabungaan dua vaksin berbasis virus flu biasa untuk meningkatkan kemanjuran.
The Russian Direct Investment Fund yang mendanai pengembangan Sputnik V mengatakan uji klinis vaksin AstraZeneca yang dikombinasikan dengan vaksinnya akan dimulai pada akhir bulan. “Mampu menggabungkan berbagai vaksin Covid-19 dapat meningkatkan perlindungan dan aksesibilitas vaksin. Inilah mengapa penting untuk mengeksplorasi kombinasi vaksin yang berbeda untuk membuat program imunisasi lebih fleksibel, dengan memberikan pilihan lebih banyak kepada dokter saat memberikan vaksin,” kata AstraZeneca dalam sebuah pernyataan.
“Mungkin juga kombinasi vaksin dapat meningkatkan kekebalan dalam jangka waktu yang lebih lama,” tambahnya.
Vaksin Covid-19 AstraZeneca, yang diproduksi bekerja sama dengan Universitas Oxford, adalah salah satu dari beberapa yang berusaha mendapatkan persetujuan dari regulator obat di tengah meningkatnya harapan bahwa kampanye vaksinasi massal dapat membantu mengakhiri pandemi.
Hingga saat ini, lebih 69 juta orang telah tertular virus corona di seluruh dunia, dengan 1,58 juta kematian menurut data Universitas Johns Hopkins.
Data yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet minggu ini menunjukkan vaksin AstraZeneca memiliki kemanjuran rata-rata 70,4%, berdasarkan pengumpulan data sementara dari uji klinis tahap akhir. Vaksin tersebut juga terbukti aman dan efektif.
Sementara Rusia mengklaim Sputnik V lebih 90% efektif mencegah orang tertular virus, mengutip hasil awal dari uji coba yang sedang berlangsung.
Tahap Kerja Sama Baru
Kerja sama antara AstraZeneca dan lembaga penelitian sains yang didukung negara Rusia kemungkinan akan dilihat sebagai mosi percaya pada vaksin Sputnik V. Moskow. Pada Agustus, Rusia menjadi negara pertama yang mendaftarkan vaksin untuk penggunaan darurat, meskipun ada peringatan dari otoritas dunia tentang hal itu.
“Keputusan AstraZeneca melakukan uji klinis menggunakan salah satu dari dua vektor Sputnik V untuk meningkatkan kemanjuran vaksinnya merupakan langkah penting untuk menyatukan upaya dalam memerangi pandemi,” kata CEO The Russian Direct Investment Fund Kirill Dmitriev dalam sebuah pernyataan.
“Kami menyambut baik dimulainya tahap baru kerja sama di antara produsen vaksin ini. Kami bertekad mengembangkan kemitraan ini di masa depan dan memulai produksi bersama setelah vaksin baru menunjukkan kemanjurannya dalam uji klinis, ”kata Dmitriev.
Pemimpin redaksi The Lancet, Dr. Richard Horton, mengatakan kepada CNBC pada hari Rabu bahwa vaksin AstraZeneca memiliki keunggulan komparatif yang berbeda dibandingkan kandidat terkemuka lainnya. Dia mengklaim bahwa itu adalah salah satu yang mungkin dapat mengimunisasi dunia lebih efektif dan cepat daripada kompetitornya.
Hal itu karena vaksin AstraZeneca lebih mudah disimpan dan didistribusikan dibandingkan vaksin virus corona lainnya. Selain itu, lebih murah daripada yang dikembangkan Pfizer-BioNTech, Moderna dan Johnson & Johnson.
AstraZeneca sebelumnya telah dikritik karena beberapa metode yang digunakan dalam uji coba vaksin fase tiga dan untuk kelompok usia yang diuji. Sebagian besar peserta yang diuji dalam studi AstraZeneca berusia lebih muda 55 tahun, menimbulkan pertanyaan tentang apakah vaksin akan efektif pada orang lanjut usia.
Sumber: CNBC