Manila, Beritasatu.com- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan pada Selasa (27/10), bahwa Filipina tidak akan mengemis vaksin Covid-19 dari negara lain. Dia akan mengejar kesepakatan langsung antarpemerintah untuk vaksin virus corona dengan Tiongkok atau Rusia, guna mencegah risiko korupsi.
“Izinkan saya memberi tahu semua orang bahwa kami tidak akan mengemis, kami akan membayar. Kepada pemerintah Tiongkok, Anda tidak perlu mencari mitra, kami bisa membuatnya antarpemerintah,” kata Duterte dalam pidato mingguan di televisi.
Filipina, dengan lebih dari 108 juta penduduknya dan di antara jumlah infeksi Covid-19 tertinggi di Asia, dianggap sebagai lokasi yang cocok untuk uji klinis dan pasar yang besar bagi produsen vaksin global.
Pemimpin Filipina itu kemudian mengatakan bahwa saat Tiongkok dan Rusia tampak unggul dalam perlombaan vaksin, negara mana pun yang mengajukan tawaran terbaik dapat dipilih.
Bioteknologi Sinovac Tiongkok dapat memulai uji coba tahap akhir vaksinnya di Filipina paling cepat bulan depan, dan badan obat mengevaluasi penerapannya.
Otoritas Filipina juga mengevaluasi vaksin Covid-19 dari Gamaleya Research Institute Rusia dan Janssen Johnson & Johnson untuk uji coba tahap akhir dan dalam pembicaraan dengan pembuat obat Pfizer Inc dan Moderna Inc sebagai pemasok. Vaxine Pty Ltd Australia juga telah menyatakan minatnya untuk mengadakan uji klinis.
Filipina awalnya telah mengalokasikan US$ 400 juta (Rp 5,88 triliun) untuk membeli 40 juta dosis bagi 20 juta orang Filipina, sebagai bagian dari rencana Duterte untuk menyuntik seluruh penduduk.
Dengan 371.630 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 7.039 kasus kematian, Filipina memiliki jumlah infeksi dan kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara di belakang Indonesia.
Sumber: Suara Pembaruan