Bangkok, Beritasatu.com- Oposisi meminta Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-ocha untuk berhenti memanfaatkan monarki dan membenarkan kekuasaannya. Oposisi juga mendesak PM agar mengundurkan diri.
Pernyataan itu disampaikan dalam sesi khusus parlemen untuk membahas aksi protes di Thailand yang telah berlangsung berbulan-bulan.
“PM adalah penghalang dan beban utama negara. Tolong mengundurkan diri dan semuanya akan berakhir baik,” kata pemimpin oposisi Partai Pheu Thai, Sompong Amornvivat, sebagai partai tunggal terbesar dalam parlemen, Senin (26/10).
Sompong mengatakan Prayut harus mundur sebagai tanggung jawab dalam kesalahan penanganan protes karena memakai meriam air ke arah demonstran pada 16 Oktober dan mengeluarkan dekrit khusus dalam rangka mengakhiri unjuk rasa di luar Gedung Pemerintah pada 14 Oktober.
Sompong juga menyerukan pembebasan para demonstran yang ditahan sebagai isyarat niat baik untuk mengakhiri kebuntuan. Dia mendesak Prayut bersikap terbuka atas tuntutan demonstran pemuda dan berhenti menunda proses penyusunan konstitusi baru.
Sementara itu, anggota oposisi Partai Move Forward menuding Prayut berusaha menggunakan monarki untuk tetap berkuasa, terutama terkait insiden saat iring-iringan mobil kerajaan yang dipakai untuk membenarkan langkah darurat keras pada 15 Oktober.
Sumber: Suara Pembaruan