Dodoma, Beritasatu.com- Penanganan istimewa Presiden Tanzania John Magufuli untuk mengatasi pandemi virus corona telah menjadi sorotan global. Ketika Covid-19 merebak di Tanzania, Magufuli tidak membiarkan orang-orang tetap di rumah, sebaliknya rakyat malah diminta pergi ke gereja dan masjid untuk berdoa.
“Virus corona, yang merupakan setan, tidak bisa bertahan hidup dalam tubuh Kristus. Itu akan terbakar seketika,” kata Magufuli, seorang Kristen taat, menyerukan di atas altar pada 22 Maret di gereja ibu kota Tanzania, Dodoma, seperti dikutip dari BBC, Rabu (21/10).
Magufuli selanjutnya berbicara menentang jarak sosial dan pemakaian masker, serta mempertanyakan kemanjuran pengujian setelah mengirimkan berbagai hewan dan buah untuk dilakukan pengecekan virus. Magufuli juga mengumumkan pepaya, burung puyuh, dan kambing, positif terjangkit virus corona.
Presiden juga menolak untuk menutup ekonomi dan mengecam negara-negara tetangga yang melakukan hal itu. Meskipun banyak pihak menganggap Magufuli melakukan pendekatan eksentrik, semua itu bagian dari gaya bertarungnya untuk jabatan periode kedua.
Setelah kasus pertama pada 16 Maret, satu-satunya penutupan di Tanzania adalah sekolah dan institusi pembelajaran. Tanzania butuh sekitar satu bulan untuk melakukan pembatasan lainnya seperti penundaan aktivitas olah raga dan penutupan perbatasan.
Bus dan transportasi publik membawa lebih sedikit penumpang diikuti pembatasan pub dan restoran. Tapi Direktur Afrika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Matshidiso Moeti menyebut Tanzania bertindak lambat untuk menahan penularan virus.
Sumber: Suara Pembaruan