Beritasatu.com – Berita yang menghebohkan dunia muncul hari Minggu (20/9/2020) tentang bocoran dokumen super rahasia dari otoritas keuangan Amerika yang menyebutkan bahwa sejumlah bank ternama di dunia diduga telah meloloskan transfer dana milik para kriminal hingga miliaran dolar ke seluruh dunia.
Dokumen itu dimiliki oleh Jaringan Investigasi Tindak Pidana Keuangan Amerika Serikat atau US Financial Crimes Investigation Network, disingkat FinCEN.
Ada lebih dari 2.500 dokumen FinCEN yang bocor, sebagian besar merupakan dokumen yang dikirim perbankan ke otoritas Amerika itu antara 2000 dan 2017. Dokumen itu menyebut kecurigaan para bank terhadap perilaku nasabah mereka.
Untuk diketahui, jika ada kecurigaan soal transaksi perbankan dalam denominasi dolar AS maka bank bisa melapor ke FinCEN, bahkan meskipun transaksi itu terjadi di luar Amerika. Dokumen laporan itu bukan bukti kejahatan, hanya laporan kecurigaan atau kekhawatiran terkait transaksi dan klien mereka.
Dokumen itu dibocorkan seseorang ke situs Buzzfeed News dan kemudian dibagikan ke Konsorsium Wartawan Investigasi Internasional atau the International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), dan 108 perusahaan pers di 88 negara.
Ratusan jurnalis terlibat untuk meneliti dokumen itu dan mengungkap sejumlah hal yang sebelumnya dirahasiakan bank. Lalu, apa saja yang terungkap dari bocoran dokumen tersebut?
Berikut rangkuman dari sejumlah dokumen yang telah dipublikasikan:
HSBC diduga membiarkan para pelaku penipuan mentransfer jutaan dolar uang curian ke seluruh dunia, bahkan setelah mereka diberi tahu oleh para penyidik Amerika kalau dana itu hasil kejahatan.
JP Morgan membolehkan sebuah perusahaan memindahkan dana lebih dari US$ 1 miliar melalui sebuah rekening di London tanpa mengetahui siapa pemilik rekening tersebut. Belakangan, bank tersebut menyadari bahwa perusahaan dimaksud ada kemungkinan dimiliki oleh seorang gembong mafia yang masuk daftar 10 besar buronan Biro Penyidik Federal Amerika atau FBI.
Ada bukti bahwa salah satu mitra terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin memanfaatkan Barclays Bank di London untuk menghindari sanksi yang melarangnya bertransaksi di negara-negara Barat. Sebagian dari dana itu digunakan untuk membeli benda seni.
Bank sentral Uni Emirat Arab tidak memperingatkan sebuah perusahaan setempat yang membantu Iran menghindari sanksi internasional.
Deutsche Bank diduga memindahkan dana hasil tindak pencucian uang untuk kelompok kejahatan terorganisir, teroris, dan pengedar narkoba.
Standard Chartered mentransfer dana ke Arab Bank selama lebih dari satu dekade setelah rekening-rekening nasabah di bank Yordania itu diketahui dipakai untuk mendanai terorisme.
Sumber: BBC